TEMPO.CO, Damaskus - Dua kelompok oposisi menuding tentara pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan gas sarin saat menggempur wilayah timur Damaskus, pada Selasa 20 Agustus 2013. Roket yang membawa gas beracun itu menghantam pinggiran Ain Tarma, Zamalka, dan Jobar. Oposisi mengklaim 650 orang pemberontak tewas dalam serangan itu.
Bayan Baker, seorang perawat di fasilitas Medis Darurat Douma, mengatakan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. “Mereka tiba dengan kondisi pupil mereka membesar, kaki dingin, dan busa di mulut mereka. Dokter mengatakan itu gejala khas korban gas saraf,” katanya.
Rekaman video, yang diambil oleh aktivis di Douma, menunjukkan 16 anak-anak dan tiga orang dewasa, salah satunya mengenakan seragam tempur, tergeletak di lantai ruang fasilitas medis Douma. Beberapa petugas medis tampak sedang memeriksa tekanan darah korban.
Khaled Omar dari Dewan Lokal Kelompok Oposisi di Ain Tarma mengatakan dia melihat setidaknya 80 mayat di Rumah Sakit Hajjah di Ain Tarma dan di sebuah klinik darurat di Sekolah Tatbiqiya di distrik Saqba. “Serangan itu terjadi sekitar pukul 03.00. Sebagian besar yang tewas berada di rumah mereka,” kata Omar.
Abu Yassin, seorang pemberontak di pinggiran Damaskus, melalui Skype mengatakan serangan itu dimulai pukul 02.00 ketika roket menghantam tempat tinggalnya. Dia dan rekan-rekannya bergegas mengevakuasi korban terluka. Anak-anak terbaring tak bernyawa di tempat tidur.
Kepala Tim Inspektur Senjata PBB di Suriah, Ake Sellstrom, mengatakan akan menyelidiki lokasi itu. Pria asal Swedia itu mengatakan baru menyaksikannya dari tayangan televisi. Tapi, dia mencurigai penggunaan senjata kimia karena jumlah korban mencapai ratusan.
Pemerintah Suriah membantah laporan tersebut. Sejumlah kalangan internasional seperti Inggris, Prancis dan Turki mendesak hal tersebut segera diselidiki.
REUTERS | NEW YORK TIMES | EKO ARI |NATALIA SANTI
Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia
Lima Tokoh Ini Politikus Idola Anak Muda
Mau Dites Keperawanan, Siswi SMA Ketakutan
Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'
Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara
Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas