Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sail Indonesia, Menteri Pariwisata Kagumi Budaya Buton

Editor

Zed abidien

image-gnews
Sekitar 127 kapal dari 47 negara ikut memeriahkan rangkain pembukaan Sail Komodo 2013 di Labuan Bajo, Flores, NTT, (8/5). Kegiatan ini bertemakan
Sekitar 127 kapal dari 47 negara ikut memeriahkan rangkain pembukaan Sail Komodo 2013 di Labuan Bajo, Flores, NTT, (8/5). Kegiatan ini bertemakan "Sail Komodo 2013: Jembatan Emas Menuju Nusa Tenggara Timur Menjadi Destinasi Utama Pariwisata Dunia" Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Kendari - Sail Komodo-Indonesia di pulau Buton dengan tema "Buton Adat Tua" resmi dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, hari ini, Rabu, 21 Agustus 2013.

"Saya begitu tertarik berkunjung ke pulau Buton karena mendengar bahwa daerah ini memiliki potensi alam yang sangat indah. Juga ada peninggalan sejarah serta budaya yang masih terjaga apik di sini," ujar Mari Elka Pangestu.

Bahkan saking kagumnya dengan potensi pariwisata di Pulau Buton, Mari berjanji akan kembali mengunjungi tanah Buton. "Sayang saya tak bisa lama berada di tempat ini. Namun saya berharap bisa kembali lagi untuk menikmati keindahan bawah lautnya. Nanti mungkin saya bisa snorkeling dan diving," tambah Mari Elka.

Dari rangkaian Sail Komodo di Pulau Buton yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, sejak 21 hingga 23 Agustus, Pemerintah Kabupaten Buton memang memanjakan peserta Sail Komodo dari manca negara dengan suguhan budaya-budaya tua di tanah Wolio-Buton yang masih tetap dilakukan oleh warganya sampai saat ini.

Pada hari pertama, Pemerintah Kabupaten Buton menggelar kegiatan Dole-dole dan Pakande-kandea. Dole-dole adalah ritual adat berupa pemberkatan sekaligus peresmian nama bagi anak.

Sedangkan Pakande-kandea adalah tradisi menjamu tamu dengan menu khas dari masyarakat Buton dengan menggunakan perangkat makan khusus berupa talang yang terbuat dari anyaman atau kuningan. Dua kegiatan adat tersebut juga sekaligus memecahkan rekor Muri, sebagai kegiatan adat dengan jumlah peserta terbanyak mencapai 2.090 peserta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami memberikan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) kepada Bupati Buton, Umar Samiun sebagai pemrakarsa dan penyelenggara kegiatan adat dengan jumlah peserta terbanyak. Untuk Dole-dole, diikuti oleh 1000 balita, sedangkan Pakande-kandea sebanyak 1.090 peserta," ujar Paulus Pangka, dari Muri di hadapan warga Buton di alun-alun Pasar Wajo.

Untuk diketahui Sail Indonesia tahun 2013 ini puncaknya akan dihelat di Pulau Komodo pada 9 Oktober mendatang. Pulau Buton merupakan jalur pelayaran peserta Sail Indonesia dari rute Utara. Saat ini ada sekitar 21 peserta Sail menggunakan kapal yatch (kapal layar) dari Darwin, Australia yang sandar di Teluk Pasar Wajo. Sebelum tiba di Pulau Buton. Para peserta sail terlebih dulu singgah di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

ROSNIAWANTY FIKRY

Berita Terpopuler:
Hizbut Tahrir: Miss World 2013 di Bali Harus Batal 

5 Teknologi yang Mengancam Manusia

Lima Tokoh Ini Politikus Idola Anak Muda

Mau Dites Keperawanan, Siswi SMA Ketakutan

Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teluk Kendari Akan Dikembangkan Seperti Kawasan Wisata Ancol Jakarta

7 Februari 2023

Anjungan Teluk Kendari. ANTARA/La Ode Muh Deden Saputra.
Teluk Kendari Akan Dikembangkan Seperti Kawasan Wisata Ancol Jakarta

Langkah pengembangan Teluk Kendari itu merupakan bagian dari rencana kegiatan strategis mengenai penanganan Teluk Kendari.


Hari Nusantara 2022, Mewujudkan Ekonomi Biru untuk Indonesia Lebih Kuat

13 Desember 2022

Peringatan Hari Nusantara 2022 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, pada 13 Desember 2022. Dok. Istimewa
Hari Nusantara 2022, Mewujudkan Ekonomi Biru untuk Indonesia Lebih Kuat

Hari Nusantara 2022 bertema "Penguatan Ekonomi Maritim Melalui Kolaborasi Investasi Berkelanjutan untuk Indonesia Bangkit Lebih Kuat" dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai ketua pelaksana. Acara ini berlangsung pada 10-14 Desember 2022 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.


Potensi Wisata Bendungan Ladongi yang Diresmikan Jokowi, Bisa Main Perahu Naga

29 Desember 2021

Pemandangan Bendungan Ladongi yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa, 28 Desember 2021. Bendungan itu dibangun untuk mengairi sawah-sawah di beberapa kabupaten. ANTARA FOTO/Jojon
Potensi Wisata Bendungan Ladongi yang Diresmikan Jokowi, Bisa Main Perahu Naga

Bendungan Ladongi berkapasitas 45,9 juta meter kubik dengan luas lahan 222 hektare.


Pesona Pasir Timbul di Buton Tengah yang Raih Penghargaan Destinasi Terpopuler

25 Mei 2021

Wisata Pasir Timbul Bone Labunta di Desa Tanailandu Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah (Buteng), merupakan salah satu wisata vavorit di daerah itu dan kini masuk juara tiga pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) award 2020. (Foto Antara/HO-Dinas Pariwisata Buton Tengah)
Pesona Pasir Timbul di Buton Tengah yang Raih Penghargaan Destinasi Terpopuler

Wisata pasir timbul itu merupakan semacam daratan yang timbul di tengah laut.


50 Homestay Dibangun di Pulau Labengki Sulawesi Tenggara

25 April 2018

Homestay Balkondes binaan PT TWC di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Foto: ANTARA/Anis Efizuddin)
50 Homestay Dibangun di Pulau Labengki Sulawesi Tenggara

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia membangun 50 homestay di Pulau Labengki.


Dengan Aplikasi Marina Buddies, Turis Diajak Merawat Wakatobi

12 April 2017

Seorang penyelam menikmatik terumbu karang bawah laut di salah satu spot Wakatobi Dive Trip, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 7 Agustus 2015. Di dasar laut Wakatobi ditemukan lebih dari 112 jenis karang dari 13 famili, dan 93 jenis ikan laut. TEMPO/Iqbal Lubis
Dengan Aplikasi Marina Buddies, Turis Diajak Merawat Wakatobi

WWF-Indonesia mengajak pelaku sektor pariwisata turut aktif mengawasi wilayah konservasi perairan Wakatobi dengan aplikasi Marine Buddies.


Dengan Pancing Kedo-Kedo, Suku Bajo Menjaga Kelestarian Laut

11 April 2017

Seorang warga menggunakan perahu Jollloro di Pualu Jinato, Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Selayar, Sulsel, 27 Oktober 2014. Penduduk di daerah tersebut dari tiga kelompok etnik yaitu suku Bajo, Bugis dan Buton. TEMPO/Iqbal Lubis
Dengan Pancing Kedo-Kedo, Suku Bajo Menjaga Kelestarian Laut

Nelayan Suku Bajo di Desa Mola, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, tetap menggunakan kedo-kedo.


Prancis akan Bangun Akuarium Raksasa di Teluk Kendari

31 Maret 2017

Petugas kebersihan membersihkan kaca akuarium raksasa di Sea world Ancol, Jakarta, 1 Oktober 2014. Sea world terpaksa tutup karena masih terjadi sengketa kontrak perjanjian antara PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Sea World Indonesia. Tempo/M IQBAL ICHSAN
Prancis akan Bangun Akuarium Raksasa di Teluk Kendari

Prancis melalui Pemerintah Kota La Rochelle membantu pemerintah Kota Kendari membangun akuarium raksasa di kawasan Teluk Kendari.


Dibuka, Feri Rute Baru di Wakatobi  

27 Februari 2017

Kapal Menami milikThe Nature Conservancy dan World Wildlife Fund  membuang sauh dekat pulau Hoga, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, (12/4). TEMPO/Rully Kesuma
Dibuka, Feri Rute Baru di Wakatobi  

Kementerian Perhubungan berencana membuka rute baru kapal feri lintas Wanci-Kaledupa-Tomia-Binongko, Kabupaten Wakatobi.


Ada Wahana Wisata Di Kompleks Pemrosesan Sampah

2 Januari 2017

Anak-anak menjajal permainan Flying Fox di Hutan Pinus puncak Malinio, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 6 Mei 2016. Permainan ini dapat dinikmati wisatawan dengan membayar Rp 25.000 untuk sekali bermain. TEMPO/Iqbal Lubis
Ada Wahana Wisata Di Kompleks Pemrosesan Sampah

Untuk mengubah stigma bahwa TPA sampah itu selalu identik dengan
kotor, busuk, dan lain sebagainya.