TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur Andry Dewanto Ahmad meminta maaf atas pesan yang dikirimnya melalui Blackberry Messenger (BBM) menjelang debat kandidat di Metro TV, Rabu, 21 Agustus 2013.
Pesan itu mendapat protes dan kecaman dari berbagai pihak karena dianggap mendukung calon tertentu. Pesan yang dikirim Andry itu berisi sebagai berikut: Saksikan keunggulan Cagub PKB Khofifah IP dlm debat kandidat di Metro TV live di Gramedia Expo malam ini jam 19.00 WIB. Sebarkan :). Pesan itu diterima sekitar pukul 15.39 WIB.
Menyadari kekeliruannya, pukul 16.40 WIB, Andry pun meralat. Ralat: Saksikan keunggulan Pasangan calon No urut 1 Soekarwo-Saifullah Yusuf, No urut 2 Egi Sujana-M. Sihat, No urut 3 Bambang DH-Said Abdullah, No Urut 4 Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawireja dalam debat kandidat di Metro TV live di Gramedia Expo malam ini jam 19.00 WIB. Sebarkan :).
Andry mengaku khilaf saat mengirim pesan tersebut. Ia tidak sempat membaca dan langsung menyebarkan pesan kepada seluruh kontaknya ketika dirinya dalam perjalanan dari Pasuruan menuju Malang. Seorang senior Andry dari Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mengabarkan bahwa pesan yang disebarnya hanya mencantumkan satu calon saja. Andry pun langsung mengklarifikasi.
"Broadcast yang dikirim sudah langsung saya ralat kurang dari setengah jam," katanya.
Ia sendiri menerima pesan itu dari salah satu kontak BBM-nya bernama Imam. Rekannya, Mufti Mubarok, yang saat itu berada satu mobil dengan Andry, juga mengatakan hal yang sama. Menurut Mufti, setelah menyebar pesan itu, Andry baru menyadari kesalahannya. "Aduh, salah aku, Mas," ujar Andry pada Mufti kala itu.
Dituding berpihak pada salah satu calon, Andry menyangkalnya. Ia memastikan bahwa KPU masih netral dan tidak berpihak pada pasangan calon tertentu, demikian pula dirinya. Menurut dia, penilaian atas kenetralan seseorang tidak bisa hanya dari broadcast pesan.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terhangat:
Sisca Yofie |Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim
Berita Terpopuler:
Rachmawati: SBY Tak Punya Etika Politik
Soal Tes Keperawanan, Ini Jawaban HM Rasyid
KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RT
Jenderal Moeldoko: Saya Bukan Ahli Surga
Dahlan Iskan: Untung SBY Tak Seperti Mursi