TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah komunitas penggemar air soft gun di Bandung terkena dampak razia besar-besaran replika senjata asli oleh kepolisian di Jakarta dan sekitarnya. Walau belum ada razia serupa di Bandung, mereka khawatir tertangkap polisi. "Sementara kami vakum dulu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," kata ketua komunitas Bandung Extraordinary Airsofter Dede Sudharmoko, Kamis, 22 Agustus 2013.
Menurut Dede, razia yang membuat mereka tiarap sebulan ini terkait penembakan senjata mainan, penodongan, dan terorisme di Jakarta dan sekitarnya.
"Masalah air soft gun itu selalu ada setiap tahun, orang awam dan polisi masih sulit membedakan mana senjata mainan yang berbahaya dan tidak," ujarnya. Daripada tertangkap saat membawa air soft gun, sekitar 100 orang anggota komunitas itu menahan diri untuk bermain perang-perangan.
Dari tiga jenis senjata, yaitu air gun, air soft gun, dan senjata api, kata Dede, yang tidak mematikan atau melukai parah yaitu air soft gun. Replika senjata asli bertenaga per, gas, dan elektrik itu hanya memakai peluru bola plastik kecil dan jarak tembak maksimalnya puluhan meter.
Air soft gun biasa dipakai untuk bermain perang-perangan oleh komunitas. "Kalau jenis air gun bisa berbahaya dan dipakai untuk bela diri. Bisa diisi amunisi besi, keramik, atau plastik dan bisa tembus kaca, kulit, triplek, pada jarak dekat, karena jarak tembaknya paling jauh 10 meter," kata dia.
Sementara itu, salah seorang penyalur air soft gun di Bandung, Danies mengatakan, razia tidak berdampak pada pemesanan replika senjata impor dari Taiwan. Alasannya, syarat pembelian sudah dilakukan ketat. "Pembeli harus punya kartu tanda anggota klub menembak yang terdaftar di polres atau polda Jabar," ujarnya.
Tanpa kartu tanda anggota, kata Danies, peminat air soft gun yang datang kepadanya tidak bisa membeli. Jenis senjata mainan yang dijualnya yaitu bertenaga gas dengan peluru plastik ukuran 6 milimeter. Harganya kisaran Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta.
ANWAR SISWADI
Terhangat:
Sisca Yofie |Suap SKK Migas | Penembakan Polisi | Pilkada Jatim
Berita Terpopuler:
Rachmawati: SBY Tak Punya Etika Politik
Soal Tes Keperawanan, Ini Jawaban HM Rasyid
KPK: Djoko Susilo Cuma Bisa Jadi Ketua RT
Jenderal Moeldoko: Saya Bukan Ahli Surga
Dahlan Iskan: Untung SBY Tak Seperti Mursi