TEMPO.CO, Bangkok – Pemerintah Thailand memulangkan 332 warganya dari Mesir dengan pesawat carteran hari ini. Menurut Duta Besar Thailand di Mesir, Chalit Manitayakul kepada surat kabar The Bangkok Post, keputusan itu diambil lantaran sebagian besar warganya tinggal di kawasan dekat zona protes, dan peningkatan kasus kejahatan akhir-akhir ini.
Hingga akhir pekan total jumlah warga Thailand yang dipulangkan mencapai 641 orang.
Sebagian besar adalah mahasiswa. Sedangkan sekitar 200 pekerja Thailand memilih untuk tetap tinggal, selain lantaran tinggal di tempat yang aman, ada juga yang takut dipecat majikan.
Menurut Chalit, situasi di pusat kota Kairo saat ini lebih tenang, tidak seperti beberapa hari sebelumnya. Aksi demonstrasi juga berpindah ke daerah pinggiran kota.
Selain 332 warga yang akan tiba di Bandara Don Muang siang ini, sebanyak 164 orang telah mengatakan akan kembali ke Thailand. Ke-164 orang itu akan menggunakan beberapa maskapai penerbangan regular.
Menurut Chalit, 90 persen mahasiswa sudah pulang ke Thailand. Meski demikian, dia mengatakan situasi saat ini tidak seburuk tahun 2011. Kali ini, pihak-pihak yang berkonflik lebih jelas, katanya.
Asosiasi Mahasiswa Thailand di Mesir mengatakan sebenarnya 406 telah mendaftar untuk dipulangkan dengan pesawat carteran, namun hanya 332 yang benar-benar berangkat. Banyak di antara mereka yang berubah pikiran di saat-saat terakhir.
Sebanyak 100 mahasiswa membatalkan rencana kepulangannya ke Thailand di saat-saat terakhir, Minggu lalu. Akibatnya pesawat C-130 Hercules yang dikirim Angkatan Udara Thailand ke Mesir pulang kembali dalam keadaan kosong.
Karena itu, pemerintah Thailand memutuskan untuk saat ini belum akan meminta bantuan militer guna mengevakuasi warganya dari Mesir. Warga yang ingin pulang akan dibantu pihak kedutaan. Thailand International Airways juga menginformasikan terdapat 80 kursi penerbangan tiap hari dari Dubai ke Bangkok.
THE BANGKOK POST | NATALIA SANTI