TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa menggelar sidang darurat yang memerintahkan penyelidikan atas dugaan serangan gas beracun di Ghoutta, pinggiran Ibukota Suriah Damaskus.
Oposisi Suriah menuduh pasukan Presiden Bashar al-Assad menggunakan gas beracun yang menewaskan sedikitnya 1.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Serangan terjadi bertepatan dengan kedatangan 20 anggota tim penyelidik senjata kimia PBB.
"Ada keprihatinan mendalam di antara anggota dewan soal tuduhan dan harus ada kejelasan soal apa yang terjadi. Situasi harus dipantau dari dekat," kata Duta Besar Argentina di PBB, Maria Cristina Perceval, yang saat ini menjadi Presiden DK PBB.
Aktivis mengatakan serangan roket pasukan pemerintah Suriah menghantam pinggiran Damaskus, Ain Tarma, Zamalka dan Jobar dini hari. Kantor media Damaskus menyebut angka-angka yang dikumpulkan dari klinik kesehatan mengatakan 150 jenazah ditemukan di Hammouriya, 100 di Kfar Batna, 67 di Saqba, 61 di Douma, 76 di Mouadamiya dan 40 lainnya di pinggiran Damaskus.
Sedikitnya 90 persen tewas karena menghirup gas beracun, sisanya terkena hantaman mortir.
AL JAZEERA | NATALIA SANTI
Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia
Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'
Sidang Kasus Cebongan, Hakim dan Oditur Ketakutan
Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara
Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas