TEMPO.CO, Mojokerto -Pengaruh kiai sepuh dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) diperebutkan dalam ajang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur khususnya oleh pasangan calon gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawiredja dan inkumben Soekarwo-Saifullah Yusuf.
Khofifah yakin bisa meraih dukungan para kiai sepuh melalui mesin NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Tugas saya menyapa di manapun dan kapanpun," kata Khofifah usai kampanye di depan ribuan kader Muslimat NU dan PKB di halaman kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, Jum'at, 23 Agustus 2013. "Kemarin saya ke kiai sepuh di Blitar, semua surprise."
Khofifah yakin dukungan dari NU dan PKB solid. Apalagi beberapa tokoh NU mendukungnya seperti KH Salahudin Wahid (Gus Solah), mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.
Dalam iklannya, Soekarwo-Saifullah mengandalkan kiai sepuh pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri, KH Ahmad Idris Marzuki. Bahkan KH Idris menyatakan dukungannya pada pasangan yang menggunakan jargon KarSa itu.
Sekretaris Jendral Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB Imam Nahrawi menilainya wajar mengenai terbelahnya dukungan para kiai sepuh. "Silakan, orang berbeda khan enggak apa-apa," ujarnya. Namun ia meyakinkan jika selayaknya warga NU mendukung kader NU. "Yakinlah cita-cita (menjadikan kader NU sebagai gubernur) itu harus dibuktikan," katanya.
ISHOMUDDIN