TEMPO.CO, Jakarta - Medi, 29 tahun, seorang pembeli di Pasar Gembrong, mengatakan bahwa dirinya tidak keberatan jika pasar yang menjual aneka mainan tersebut direlokasi.
"Malah bagus kalau pindah ke dalam pasar, enggak panas dan macet," kata warga Jatiwaringin tersebut kepada Tempo, Sabtu, 24 Agustus 2013.
Medi mengaku rutin berkunjung ke Pasar Gembrong untuk membeli mainan bagi anaknya yang berusia 1,5 tahun. Ia mengetahui keberadaan pasar ini sudah sejak sebelum menikah. "Dari dulu sudah ngetop, kalau mau cari mainan murah, ke sini," katanya sambil memilih-milih mainan.
Senada dengan Medi, Rini Suryani, 33 tahun, juga mengaku tidak keberatan jika Pasar Gembrong pindah ke dalam Pasar Cipinang Besar. "Tidak apa-apa kalau pindah ke sana, soalnya tidak jauh," katanya.
Hanya, Rini khawatir jika masuk ke dalam pasar harga akan naik. "Takutnya jadi sama saja sama di toko-toko, padahal di sini sudah paling murah," ia menambahkan.
Menurut dia, perbedaan harga di Pasar Gembrong bisa mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu dibandingkan ITC. "Kalau dibandingkan di mal-mal bagus, sih, bisa sampai Rp 100 ribu," warga Pondok Gede ini melanjutkan.
Pantauan Tempo, Pasar Gembrong pada hari Sabtu lebih ramai dibandingkan hari biasa. Tampak para pembeli memarkir kendaraannya di badan jalan. Beberapa penjual makanan pun mulai berjualan kembali di badan jalan. Tidak tampak petugas Satpol PP dan Dinas Perhubungan yang biasanya menjaga kawasan tersebut.
Penjaga keamanan Apartemen Bassura City yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan pada hari libur memang Satpol PP hanya datang sebentar. "Paling cuma sejam-dua jam datang kemudian pergi, kalau Dishub dan polisi biasanya tidak ada," katanya.
TIKA PRIMANDARI