Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dada Hu ha..., Petenis Meja Belia Asal Majalengka

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Dada petenis meja asal SD Majalengka (merah)  saat memukul bola dalam pertandingan final melawan Anfal, petenis meja asal SMA Serang (hitam) dalam  Kejuaraan Tenis Meja Universitas Terbuka 2013 yang bekerja sama dengan Tempo Media Grup di Jakarta (25/8). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Dada petenis meja asal SD Majalengka (merah) saat memukul bola dalam pertandingan final melawan Anfal, petenis meja asal SMA Serang (hitam) dalam Kejuaraan Tenis Meja Universitas Terbuka 2013 yang bekerja sama dengan Tempo Media Grup di Jakarta (25/8). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- “Hu ha hu ha..., culik culik...,” teriak Dada sambil mengepalkan tangan kirinya. Kata culik yang dilontarkan petenis meja berummur 11 tahun ini memang kurang jelas didengar oleh penonton.  Ketiga ucapan itu ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan, maksud kata-kata tersebut mencuri poin dari lawan tanding sebagai ekspresi setiap kali mendapatkan tambahan angka.

Ketika Dada melawan Anfal Andrian dari SMA Negeri 3 Kota Serang, Banten, misalnya. Dada kerap teriak ha hu ha hu...ketika smasnya tak sanggup dikembalikan Anfal dalam Kejuaraan Tenis Meja Universitas Terbuka 2013 yang digelar bersama Tempo Media Group malam ini, Minggu 25 Agustus 2013.

Mendapat aplaus penonton, Dada makin kencang melontarkan kata hu ha ...culik culik.  Walau dia kalah 0-3 melawan Anfal, Dada yang punya nama asli Ragga Gusti Diningrat,  tetap bergembira. “Sebenarnya saya tetap menang, karena lawan sudah SMA saya baru SD,” kilahnya.

Ekspresi Dada mendapat perhatian sebagain besar penonton. Sambutan tepuk tangan begitu Dada berhasil mencuri poin dan berputar-putar di sekitar meja pingpong.  “Dia selalu begitu kalau bertanding,” kata Ahmad Hidayat, ayah Dada yang juga pelatih tenis meja di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, itu.

Dada yang lahir 17 September 2002 ini merupakan anak kedua pasangan Ahmad Hidayat dan Eti Suhelfi. Dia  termasuk sedikit atlet pingpong yang telah berprestasi pada usia dini. Sukses Dada tak lepas dari latihan keras setiap hari. Sepulang sekolah, Dada minimal 2-3 jam berlatih di rumah dan di klub Jembar Utama.  “Dari Senin sampai Sabtu saya terus berlatih,” kata Ahmad, 42 tahun.

Kini duduk di bangku kelas VI SD Negeri Barujul Wetan 1, Jatiwangi, Majalengka,  Dada sudah  menjadi juara nasional Olimpiade Olahraga Siswa Nasional  di Bandung pada 2012. Dada juga menyabet juara 2 dalam Kapolri Cup 2012 di Lembang, Jawa Barat. Juara 2 Bupati majalengka 2013.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prestasi Dada tak lepas dari lingkungan keluarga yang menyukai olahraga. Kakak Dada,  Taufan Arif  Hidyatullah, yang baru tamatan SMA 1 Majalengka, juga atlet tenis meja. Dia pernah meraih medali perunggu  pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional untuk cabang tenis meja. Beberapa kali mewakili Jawa Barat untuk kejuaraan pingpong di sejumlah daerah, termasuk di Palembang.

Ayah Dada juga penyuka olahraga. Tidak hanya tenis meja, Ahmad Hidayat mengaku mengeluti hampir semua olahraga yang menguras keringan. Dia antara lain juga petinju, suka main bola, tenis meja, bulutangkis, dan bola voli. “Saya pernah menjadi juara favorit tinju se Kabupaten Majalengka pada 2009,”  kata Ahmad.

Menurut dia, Dada kalah melawan Anfal dengan skor 0-3  karena kelelahan. Hampir sepakan terakhir energi Dada terkuras dari kejuaraan satu ke kejuaraan lain. Selain di UT, pada waktu yang hampir bersamaan dia juga main di kejuaraan TVRI. Di kejuaraan UT selain kelas pelajar, Dada juga bertanding di kategori divisi V hingga menembus 8 besar.  “Dari hari Kamis sampai Minggu dia tidak berhenti bermain,”  tutur Ahmad Hidayat.

Sampai-sampai kepala sekolah tempat Dada belajar menelepon Ahmad Hidayat menanyakan kapan anaknya kembali belajar. “Kepala sekolah juga bertanya hasil pertaidangan. Saya bilang Dada juara II. Pak Kepala Sekolah gembira mendengarnya.”

MUHAMMAD KURNIANTO | ELIK S

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

19 Agustus 2022

Lifter Indonesia Siti Nafisatul Hariroh (tengah) meraih emas Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki, Kamis, 11 Agustus 2022. (Antara/ISG Photo)
Klasemen Akhir Perolehan Medali Islamic Solidarity Games: Indonesia Posisi Ke-7

Kontingen Indonesia mengakhiri perjuangannya dalam Islamic Solidarity Games 2021 di Konya, Turki, dengan menduduki peringkat ketujuh.


Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

12 Agustus 2022

Lifter Indonesia Siti Nafisatul Hariroh (tengah) meraih emas Islamic Solidarity Games (ISG) di Konya, Turki, Kamis, 11 Agustus 2022. (Antara/ISG Photo)
Hasil Islamic Solidarity Games: Siti Nafisatul Hariroh Raih Emas, Emilia Nova Rebut Perunggu

Lifter Siti Nafisatul Hariroh menyumbang medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games atau ISG 2021.


Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

9 Agustus 2022

Atlet balap sepeda putri Ayustina Delia Priatna meraih medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) yang berlangsung di Konya, Turki, 9-18 Agustus 2022. Ayu finis kedua dalam lomba nomor omnium putri di Konya Velodrome, Selasa, 9 Agustus 2022. (ANTARA/PB ISSI)
Islamic Solidarity Games 2022: Ayustina Delia Raih Perak, Eki Febri Rebut Perunggu

Atlet balap sepeda Ayustina Delia Priatna menyumbang medali perak pertama untuk Kontingen Indonesia dalam gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) 2022.


Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

4 Juni 2019

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (ketiga kanan) menyerahkan obor api Asian Games 2018 kepada Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin (kanan) disaksikan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kedua kanan), Ketua Umum Inasgoc Erick Thohir (kedua kiri) dan Ketua Panitia Pelaksana Daerah Asian Games 2018 Palembang Muddai Madang (kiri) saat pawai obor api Asian Games 2018 di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu, 4 Agustus 2018. ANTARA
Muddai Madang Calonkan Diri Sebagai Ketua Umum KONI Pusat

Pengusaha asal Palembang yang berpengalaman dalam organisasi olahraga di Indonesia, Muddai Madang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum KONI Pusat.


Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

30 Mei 2017

Alex Noerdin, Gubernur Sumatra Selatan (Reza Sumantri/Tempo)
Tak Dampingi ISG, Satlak Prima Adukan Alex Noerdin ke Kemenpora

Komandan kontingen Indonesia di Islamic Solidarity Games
(ISG) 2017 Alex Noerdin diadukan ke Kemenpora


ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

26 Mei 2017

Atlet angkat besi Indonesia Irawan Eko Yuli berkompetisi di nomor 62 kg putra Grup A dalam Olimpiade London 2012, Senin (30/7). REUTERS/Dominic Ebenbichler
ISG 2017: Sumbang 3 Emas 4 Perak, Bonus Angkat Besi Rp 500 Juta

Tim angkat besi Indonesia diguyur bonus total Rp 500 juta oleh PB PABBSI, berkat prestasi menghasilkan 3 emas dan 4 perak di ISG 2017 Baku, Azerbaijan


ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

24 Mei 2017

Atlet renang Indonesia I Gede Siman Sudartawa. TEMPO/Aditia Noviansyah
ISG 2017: Hanya Peringkat 8, Indonesia Dinilai Kurang Persiapan

Indonesia gagal memenuhi target peringkat 5 besar dalam Islamic Solidarity Games IV 2017 di Baku, Azerbaijan. Indonesia akhirnya menempati peringkat 8


ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

18 Mei 2017

ANTARA/Andika Wahyu
ISG 2017, Indonesia Masih Tempati Posisi Lima Besar

Indonesia masih berada di posisi lima besar perolehan medali Islamic Solidarity Games 2017.


ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

18 Mei 2017

Lifter Jawa Barat Deni melakukan angkatan clean and jerk dalam final kelas 68 kg angkat besi putra PON XIX di GOR Sabilulungan Sijalak Harupat, Bandung,  Jabar, 21 September 2016. Deni berhasil meraih medali emas sementara perak diraih Triyatno dari Kalimantan Timur dan perunggu diraih M. Denial dari Jambi. ANTARA FOTO
ISG 2017, Lifter Asal Aceh Sumbang Medali Perak buat Indonesia

Lifter Indonesia asal Aceh, Nurul Akmal, membuat kejutan setelah mampu meraih perak angkat besi kelas +90 kg pada kejuaraan Islamic Solidarity Games.


ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

15 Mei 2017

Eko Yuli Irawan, saat bertanding dalam kelas 62kg angkat besi Olimpiade Rio di Riocentro, Pavilion 2, Rio de Janeiro, Brasil, 8 Agustus 2016. AP/Mike Groll
ISG 2017: Dapat Tambahan 2 Emas, Indonesia di Posisi 4 Besar  

Indonesia mendapatkan tambahan dua emas dari cabang olahraga angkat besi dan renang dalam ajang Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017 di Baku, Azerbaijan.