TEMPO.CO, Damaskus - Tim Investigasi PBB, Senin, 26 Agustus 2013, mengunjung lokasi yang diduga menjadi tempat serangan senjata kimia yang menewaskan sedikitnya 1.300 orang di pinggiran Damaskus pada Rabu, 21 Agustus 2013, pekan lalu.
Kunjungan itu dilakukan menyusul kesepakatan pada Ahad, 25 Agustus 2013, yang berisi bahwa pemerintah Suriah mengizinkan tim investigasi PBB mengunjungi lokasi, kendati menurut seorang pejabat Amerika Serikat izin itu dianggap terlambat.
Washington masih menimbang-nimbang bagaimana meresponnya, tapi ada sedikit keraguan Amerika bahwa pemerintah sipil Suriah menggunakan senjata kimia guna malawan rakyat sipil. Hal tersebut dikemukan seorang pejabat senior AS yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.
Oposisi Suriah mengatakan, lebih dari 1.300 orang tewas ketika pasukan rezim melesakkan senjata kimia melawan pemberontak di kota-kota sebelah timur dan barat daya Damaskus pada Rabu, 21 Agustus 2013. Pemerintah Suriah menolak tuduhan tersebut. Menurut dia, serangan itu justru dilakukan oleh kaum pemberontak.
Tim Investigas PBB saat ini menginap di sebuah hotel berbintang di Damaskus yang letaknya beberapa kilometer dari lokasi serangan senjata kimia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, pada Senin, 26 Agustus 2013, mengatakan tidak ada waktu lagi buang-buang kesempatan dalam investigasi dugaan serangan senjata kimia.
"Setiap jam, kita harus terus melakukannya," kata Ban kepada wartawan di Seoul, seperti dilaporkan kantor berita AFP. Dia menambahkan, "Dunia sedang menyaksikan Suriah. Kita tidak bisa membiarkan impunitas kejahatan terhadap kemanusiaan."
AL ARABIYA | CHOIRUL
Topik terhangat:
Konser Metallica | Suap SKK Migas | Sisca Yofie | Rusuh Mesir | Konvensi Partai Demokrat
Berita terpopuler:
Metallica Hanya Minta 7 Pertanyaan
Undang Metallica, Setiawan Djodi Dimarahi Pak Harto
Metallica Cuci Muka di Hotel Bidakara
Jokowi Datang, Penonton Metallica Heboh
Nonton Metallica, Jokowi Dikawal Provos