TEMPO.CO, Jember - Hingga kini, Kabupaten Jember masih kekurangan sedikitnya dua ribu surat suara dan 13 ribu surat undangan menggunakan hak pilih (formulir C-6) untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur yang akan digelar pada Kamis, 29 Agustus 2013.
Koordinator Divisi Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jember, Hanan Kukuh Ratmono mengatakan, KPU Jember sudah melaporkan kekurangan itu kepada KPU Jawa Timur, namun hingga kini belum mendapat kiriman tambahan. "Selain itu juga kekurangan baut kotak suara, gembok, formulir berita acara dan bantalan," kata dia, Selasa, 27 Agustus 2013 sore.
Hanan menambahkan, jika sampai Rabu, 28 Agustus 2013 kiriman dari KPU Jawa Timur tidak datang, maka KPU Jember akan melakukan tindakan darurat. Caranya, kata dia, mengurangi jatah jumlah surat suara cadangan di setiap Tempat Pemungutan Suara atau TPS yang dianggap jumlah pemilihnya tidak maksimal dan memindahkan surat suara cadangan itu ke TPS yang jumlah pemilihnya lebih banyak.
"Misalnya di TPS yang banyak jumlah pemilihnya kehabisan surat suara saat pencoblosan, maka kami segera melakukan koordinasi dengan petugas di TPS terdekat untuk meminta surat suara cadangan," kata dia.
Saat ini, kata dia, jumlah baut untuk kotak surat suara yang diterima oleh masing-masing penyelenggara pemilu di 4.347 TPS di Jember. Pada setiap kotak surat surat seharusnya dipasang 20 baut. Namun kenyataannya, kata dia, petugas hanya menerima 8 baut saja.
Karenanya, kata dia, jika tidak ada pengiriman baut atau mur kotak suara, KPU meminta seluruh Panitia Pemilihan tingkat Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemilihan tingkat Desa (PPS) menggunakan baut lain yang cocok. "Kalaupun risiko kotak surat suara terbuka, panwas dan petugas keamanan juga saksi yang mengawasi dan menjaga surat suara dalam kotak itu," katanya.
Hadi Makmur, Koordinator Kaukus Masyarakat Peduli Pemilu Bersih (KMP2B) Jember mengatakan, KPU sebagai penyelenggara Pilgub Jawa Timur tahun ini memang kedodoran dalam banyak hal seperti sosialisasi dan kesiapan logistik pemilihan. "Terlalu sibuk dan masuk urusan politis, urusan teknis sebagai penyelenggara malah kedodoran sampai H-2," kata dia.
Dosen FISIP Universitas Jember itu menambahkan, kurangnya logistik Pilgub seperti surat undangan memilih, surat suara dan pengamanan kotak suara, justru berpotensi menimbulkan masalah baru. "Tidak ada jaminan ada pihak-pihak berkepentingan memanfaatkan kondisi itu untuk melakukan kecurangan," kata dia.
MAHBUB DJUNAIDY
Berita Terpopuler:
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Pelat Jeep B 1 LPI Rizieq Tercatat di Polisi
Roy Suryo: Foto Instagram Ani SBY Asli
Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta
Bos Kernel Bakal Buka Penyuap SKK Migas