TEMPO.CO, Poso - Poso, Sulawesi Tengah, merupakan salah satu wilayah yang dianggap sebagai "tanah suci" oleh para teroris. Lalu mengapa wilayah itu disebut sebagai tanah suci?
Kepala Kepolisian Resor Poso, Ajun Komisaris Besar Susnadi, menjelaskan, Poso menjadi pilihan "tanah suci" bagi para teroris karena memiliki latar belakang sejarah pada masa konflik horizontal tahun 2000-2001. "Dia belum dikatakan berjihad kalau belum menginjakkan kakinya di tanah Poso," ujar Susnadi, yang mengaku banyak menerima cerita dari para eks Mujahidin Poso itu.
Dia menjelaskan, pada masa konflik dulu, terjadi pertikaian antara Islam dan Kristen. Dalam pertikaian saat itu, kelompok muslim Poso banyak dibantu oleh pejuang muslim yang berasal dari luar untuk membantu memerangi musuh mereka.
Kemudian pejuang muslim yang berasal dari wilayah luar tersebut dianggap sebagai pahlawan oleh para kelompok muslim di Poso. "Hal itulah yang dimanfaatkan oleh para teroris untuk menjadikan Poso sebagai "tanah suci" atau tanah idaman mereka dalam melakukan doktrin jihad," katanya kepada Tempo, Senin, 26 Agustus 2013.
Selain itu, kata Susnadi, Poso menjadi pilihan bagi para teroris. Sebab, hingga saat ini, di wilayah tersebut masih banyak senior-senior pejuang muslim yang dianggap memiliki pengalaman-pengalaman, seperti merakit bom dan membuat senjata. "Kalau berbicara soal Poso, sisa-sisa amunisi dan senjata itu masih banyak," ujar Susnadi.
Sementara itu, medan untuk mereka jadikan tempat pelatihan sangat mendukung. Banyak wilayah pegunungan hutan yang strategis untuk mereka jadikan tempat latihan dan persembunyian.
Misalnya, kelompok teroris Poso yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Warda, kini masih menempati pegunungan hutan Koroncopu, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, itu sebagai lokasi strategis mereka.
Susnadi menambahkan, hingga saat ini Santoso masih memiliki jaringan yang banyak. Bukan hanya di Poso, melainkan di luar sana. Kata dia, bisa jadi terduga teroris Agus Martin alias Hasan Ansori, 32 tahun, warga Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Minggu, 25 Agustus 2013, di wilayah itu, adalah salah satu kelompok jaringan Santoso.
AMAR BURASE
Topik terpopuler:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Nonton Konser Metallica, Jokowi: Puaasss!
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Ini Kata Ani Yudhoyono Soal Keaslian Fotonya