TEMPO.Co, Surabaya - Puluhan anggota Pemuda Pancasila mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Timur. Mereka mendesak Ketua KPUD, Andry Dewanto Ahmad, mundur dari jabatannya karena berpihak pada salah satu calon pasangan gubernur dan wakil gubernur.
"Andry sudah tidak mematuhi undang-undang yang ada, dia harus mundur," teriak Wakil Sekretaris Pemuda Pancasila, Amrullah, yang menjadi koordinator aksi di depan Kantor KPUD Jawa Timur di Surabaya, Selasa, 27 Agustus 2013.
Menurut Amrullah, Andry melanggar kode etik penyelenggara pemilihan umum karena mengirim brodcast BBM yang mengajak masyarakat menonton keungulan salah satu pasangan dalam debat kandidat yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta.
Massa memaksa menemui Andry, tapi berhasil dicegah aparat. Perwakilan massa ditemui Kapala Bagian Hukum Teknis dan Hubungan Masyarakat KPUD Jawa Timur, Turmudji, dan lima staf KPU. Sementara itu, Andry tidak bersedia menemui karena sedang ada acara lain.
Andry mengatakan, reaksi dari brodcast BBM-nya masih terukur. Andry mengatakan, dirinya tidak akan memenuhi tuntutan massa Pemuda Pancasila yang meminta dirinya mengundurkan diri sebelum pelaksanaan Pemilihan Gubernur 29 Agustus nanti. "Terlalu dini menilai saya ini salah," ujarnya.
Menurut dia, aksi massa Pemuda Pancasila ini juga tidak akan mengganggu proses Pemilihan Gubenur Jawa Timur. "Saya berterima kasih pada mereka karena tidak mengganggu Pilgub," katanya.
Sebelumnya, Ketua KPU mengirimkan siaran pesan berbunyi: Saksikan keunggulan Cagub PKB Khofifah IP dlm debat kandidat di Metro TV live di Gramedia Expo malam ini jam 19.00 WIB. Sebarkan :). Kesalahan Andry, pesan itu hanya menyebut satu nama calon yakni Khofifah Indar Parawansa, padahal tiga kandidat lain juga tampil dalam debat tersebut.
ARIEF RIZQI HIDAYAT