TEMPO.CO, TOKYO- Indeks harga saham pada bursa Nikkei di Japang mencatatkan penurunan pada sesi pembukaan Selasa pagi. Penurunan ini mengikuti penurunan pada bursa Wall Steets. Indeks Nikkei diperdagangkan pada level kisaran 13.400 dan 13.700. Pada perdagangan hari Senin, indeks harga saham Nikkei turun 0,2 persen menjadi 13.636.
"Pasar saham di Tokyo sepertinya akan dibuka lebih rendah. Ada kemungkinan akan terjadi volatilitas jika para spekulan memutuskan untuk menyerang pasar. Volume perdagangan akan tetap berada pada level rendah," kata manager pengelolaan dana pada Ichiyosi Asset Management, Mitsushige Akino seperti dikutip laman Reuters, Selasa, 27 Agustus 2013. Akino memprediksi mayoritas investor akan melakukan wait and see.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat mencatatkan kenaikan pada sesi perdagangan awal kemarin. Pada sesi perdagangan terakhir, bursa Amerika berbalik mencatatkan penurunan. Hal ini dipicu oleh penurunan permintaan dari sektor manufaktur. Penurunan juga dipicu oleh kekhawatiran investor bahwa program stimulus ekonomi Federal Reserve akan dipangkas.
Investor juga masih mengantisipasi penurunan yang terjadi pada bursa Asia lain khususnya di India dan Indonesia. Akino memprediksi pasar saham di kedua negara ini masih akan mengalami penurunan.
Di sisi lain, nilai tukar yen terhadap dolar mencapai 98,39. Hingga saat ini, yen telah mengalami penurunan sebesar 13 persen terhadap dolar.
Pelemahan nilai tukar yen telah meningkatkan daya saing eksportir Jepang di pasar global. Pendapatan mereka dalam dolar pun semakin meningkat. Untuk bursa saham Nikei, dari awal tahun hingga saat ini, peningkatan telah mencapai 31 persen. Peningkatan didorong oleh kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif serta kebijakan stimulus moneter Bank of Japan yang terbilang agresif.
ANANDA TERESIA I REUTERS