TEMPO.CO, Makassar - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam beberapa pekan terakhir ini berdampak pada kenaikan harga jual produk elektronik. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia untuk Sulawesi Selatan, Maxsi Totok Kurniawan, pemelemahan nilai rupiah pasti berdampak pada harga elektronik. Sebab, beberapa komponen elektronik, khususnya komputer, merupakan barang impor, seperti dari Jepang.
"Untuk besaran kenaikan, kami belum ada gambaran," kata Maxsi, Selasa, 27 Agustus 2013. "Tapi pelemahan itu pasti ada pengaruhnya ke harga barang elektronik."
Kata Maxsi, kenaikan harga elektronik itu dipicu oleh tingginya biaya operasional yang harus dikeluarkan para pengusaha komputer. Kenaikan biaya itu pun dikenakan ke harga produk, hingga menyebabkan kenaikan harga, mulai dari tingkat distributor serta konsumen. "Sampai kini, kami masih mengkaji dan membahas angka kenaikan harga yang akan disepakati, sambil mempelajari kondisi pasar serta koreksi nilai tukar rupiah," kata dia.
Berdasarkan pantauan Tempo di Computer City, pusat penjualan komputer terbesar di Makassar, dampak kenaikan kurs dolar terhadap rupiah sudah mempengaruhi harga sejumlah barang. Misalnya harga komputer jinjing dan aksesorinya, naik dalam kisaran 15 persen hingga 20 persen.
"Harganya mulai menyesuaikan dolar sejak pekan lalu. Karena ada beberapa produk yang menggunakan kurs dollar seperti merek Asus," kata Linda, dealer komputer di Computer City. "Awalnya, Asus Core i5 berkisar Rp 6,7 juta, kini mencapai Rp 7,1 jutaan dari harga dolarnya US$ 679."
Sementara itu, merek LG menyikapi kenaikan nilai dolar terhadap rupiah dengan menaikkan harga produk sejak 26 Agustus 2013. Sebab, komponen material banyak didatangkan dari luar, hingga beban biaya produksi meningkat. Kepala Cabang LG Makassar, Iwan Sutanto, mengatakan kenaikan produk LG akibat pelemahan nilai tukar rupiah berkisar antara dua-tiga persen.
"Kami lihat dulu respon pasar," kata Iwan. "Kemungkinan harga naik atau turun masih ada. Yang pasti harga terbaru akan efektif di pasaran mulai 1 September. Kemudian akan dievaluasi kembali."
NAJAMUDDIN ARFAH
Topik terhangat:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Lurah Susan: Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Jokowi: Masak Gubernur Headbanging?