TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Mulyono Prabowo mengatakan musim kering yang saat ini terjadi akan terus berlanjut hingga akhir September mendatang. “Suhu udara akan semakin meninggi tepatnya hingga 23 September nanti, saat matahari benar-benar berada di atas equator,” kata Mulyono saat dihubungi, Senin, 26 Agustus 2013.
Mulyono mengatakan musim kering yang terjadi karena saat ini matahari masih berada di utara equator, sehingga udara masih berhembus dari daratan Australia menuju utara. Angin yang berhembus ke utara ini bersifat kering karena melalui daratan Australia dan lautan yang sempit.
Angin kering yang dibawa dari Australia, menyebabkan curah hujan rendah di beberapa wilayah. Karena itu Mulyono menyebutkan kekeringan di beberapa daerah saat ini adlaah situasi yang normal. “Ini siklus pada umumnya di Agustus-September.”
Kepala Sub Bagian Informasi Publik BMKG, Harry Tirto Djatmiko mengatakan kondisi musim kering tahun ini sebenarnya tak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, udara kering dirasakan lebih oleh masyarakat karena pada saat awal musim kering cuacanya agak basah. “Jadi sekarang seolah-olah cuacanya sangat terik.”
Musim hujan yang diprediksi mulai terjadi pertengahan September nanti, kata Harry akan dirasakan berbeda di setiap wilayah. Beberapa wilayah di bagian utara akan lebih dulu merasakan musim hujan lantaran angin basah berhembus dari utara ke selatan.
Harry mengatakan, BMKG secara resmi akan merilis prakiraan awal musim hujan tahun ini pada pekan pertama September nanti. Saat ini tim BMKG masih menggodok prakiraan musim secara nasional.
IRA GUSLINA SUFA
Topik terpopuler:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Nonton Konser Metallica, Jokowi: Puaasss!
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif
Ini Kata Ani Yudhoyono Soal Keaslian Fotonya