TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Riau sedang menyelidiki satu perusahaan yang diduga membakar hutan beberapa waktu lalu. Sebanyak 30 saksi telah dimintai keterangan mengenai keterlibatan perusahaan tersebut.
"Rencananya, dua hari ke depan, Polda Riau akan meminta keterangan ahli hukum pidana dan korporasi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Komisaris Besar Agus Rianto, Selasa, 27 Agustus 2013, di Mabes Polri.
Menurut Agus, enam dari 30 saksi yang dipanggil kepolisian Riau merupakan saksi ahli di bidang lingkungan hidup, perkebunan, dan kebakaran hutan. Agus mengaku kepolisian Riau masih menyelidiki kemungkinan pelanggaran hukum oleh perusahaan tersebut. "Ini salah satu perusahaan yang beroperasi di Provinsi Riau," kata Agus.
Dia menolak menyebutkan nama perusahaan tersebut karena berdalih masih dalam tahap penyelidikan.
Agus menambahkan, dari kasus kebakaran di Riau, polisi telah menangani 19 laporan yang kebanyakan hanya melibatkan perorangan. Lima di antaranya masih tahap penyelidikan, termasuk yang melibatkan satu perusahaan itu.
Lima kasus sudah dikirim berkas perkaranya ke kejaksaan dan lima lagi berkasnya sudah dianggap lengkap oleh kejaksaan dan siap disidangkan. Proses penyelidikannya sendiri ditangani masing-masing oleh Polres Dumai dan Polda Riau.
Kebakaran hutan di Provinsi Riau yang terjadi pada Juni lalu itu sempat memanaskan hubungan Indonesia dengan negeri jiran Malaysia dan Singapura. Pasalnya, asap kebakaran meluas ke sana. Beberapa jadwal penerbangan dan imbauan menggunakan masker bahkan sempat dikeluarkan pemerintah Singapura dan Malaysia buat warganya gara-gara asap kebakaran.
Sebelumnya, beberapa perusahaan perkebunan Indonesia dan Malaysia diduga menjadi dalang kebakaran hutan itu. Namun, sejauh ini, kepolisian baru memeriksa secara mendalam satu perusahaan.
KHAIRUL ANAM
Topik terpopuler:
Rupiah Loyo | Konser Metallica | Suap SKK Migas | Pilkada Jatim
Berita lainnya:
Nonton Konser Metallica, Jokowi: Puaasss!
Lurah Susan : Saya Hanya Menjalankan SK Gubernur
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Debat di Instagram, Ani Yudhoyono Dinilai Sensitif