TEMPO.CO, Brebes - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Brebes menyiapkan seribu tangki air bersih sebagai antisipasi kemarau panjang. "Anggarannya sekitar Rp 150 juta," kata , Rais Khana, Kepala BPBD Brebes, kepada Tempo, Selasa, 27 Agustus 2013.
Langkah ini mereka siapkan sejak tahun lalu dengan menggandeng Perusahaan Daerah Air Minum Brebes dan Bumiayu sejak 2012. Seribu tangki tersebut, Rais melanjutkan, bakal di sebar di daerah yang dianggap rawan kekeringan.
Namun, badan penanggulangan bencana belum menerima permintaan dari warga soal kekurangan air. "Puncak kemarau tahun ini terjadi antara Agustus dan September," kata Rais. "Oktober diperkirakan sudah mulai gerimis dan disusul hujan pada November."
Minimnya permintaan bantuan dari warga, dia melanjutkan, karena dampak kemarau yang tidak separah tahun lalu. "Terdapat anomali cuaca yang menyebabkan kemarau tahun ini menjadi kemarau basah," katanya. Contohnya, saat peringatan kemerdekaan, 17 Agustus lalu, Brebes diguyur hujan deras.
Di Brebes ada dua zona rawan kelangkaan air bersih. Zona pertama di perbukitan bagian selatan yang meliputi wilayah Kecamatan Bantarkawung, Ponjong, Bumiayu, dan Salem. Zona kedua di wilayah pesisir pantai utara meliputi Kecamatan Brebes, Bulakamba, Tanjung, dan Losari.
Khusus untuk zona kedua, Rais melanjutkan, kemarau yang berkepanjangan berdampak pada menyusutnya debit air tanah. "Lantaran berbatasan dengan pantai, sebagian sumur warga yang mengering bisa terdampak intrusi, perembesan air laut," katanya.
Di Kabupaten Pemalang, petani di Kecamatan Ulujami justru sedang panen raya. "Sawah seluas enam sampai tujuh hektare menghasilkan panen sekitar 13 ton," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perhutanan Pemalang, Rohadi, saat dihubungi Tempo.
DINDA LEO LISTY
Berita Terpopuler:
Konvoi Jeep Mewah FPI Menuai Kritik di Twitter
Pelat Jeep B 1 LPI Rizieq Tercatat di Polisi
Roy Suryo: Foto Instagram Ani SBY Asli
Mobil Hardtop Jebol Pintu Keraton Surakarta
Bos Kernel Bakal Buka Penyuap SKK Migas