TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan indeks regional akibat memanasnya hubungan Amerika Serikat dengan Suriah membuat indeks saham di bursa Jakarta terus terkoreksi.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga pukul 11.15 WIB berada di level 3.860,77. Ini merupakan level terendah IHSG sejak Juli 2012.
Analis PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan dengan sentimen negatif yang ada indeks diperkirakan bakal terus mengalami tekanan hingga kisaran 3.850-3.900. "Jika support ini gagal bertahan, support selanjutnya ada di 3.700-3.750."
Krisis di Suriah telah membuat Dow Jones terkoreksi 170,33 persen (1,14 persen) kemarin. Hingga 11.15 WIB, indeks di kawasan regional Asia serentak melemah. Indeks Hang Seng sudah terkoreksi sekitar 1,44 persen dan Nikkei 225 melorot 2,48 persen.
Efek kumulatif dari ketidakpastian stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed), depresiasi rupiah, serta data ekonomi domestik yang melemah membuat bottom dari tren turun IHSG sulit diperkirakan. "Situasi ini mewajibkan pelaku pasar berhati-hati dan melakukan stop loss secara ketat," ujar Satrio.
Menurut dia, dalam sebuah krisis, pasar berharap pemerintah mampu melakukan hal-hal yang konkret dan inovatif. Sayangnya, upaya pemerintah meredakan pelemahan rupiah dan IHSG terlihat kurang tanggap. Hal ini membuat pasar semakin frustasi dengan bursa saham.
Bank Indonesia sudah mengeluarkan SDBI 1 bulan, OJK sudah mengeluarkan panduan buyback tanpa melalui RUPS. "Sementara pemerintah masih harus menunggu revisi peraturan menteri yang rencananya baru akan diumumkan akhir pekan," kata Satrio.
M. AZHAR
Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita terhangat :
Ini Modal Jokowi buat 'Nyapres'
Duit US$ 100 Terselip di Buku Pledoi Djoko Susilo
Staf Khusus Presiden Disebut di Sidang Fathanah
Ditanya Soal Sekjen ESDM, Jero Wacik Terbata-bata
Baca Pleidoi, Jenderal Djoko Susilo Menangis