TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah mulai bergerak positif seiring langkah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang berupaya untuk memperbaiki kondisi perekonomian.
Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah berhasil menguat 40 poin (0,35 persen) menuju level 11.300. Kenaikan rupiah terjadi seiring penguatan yang terjadi di bursa saham dalam negeri.
Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova, mengatakan penguatan rupiah didorong oleh optimisme pelaku pasar atas langkah kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah. “Pasar merespons positif aksi pembelian saham kembali (buyback) yang dilakukan BUMN sehingga perdagangan menjadi likuid."
Diperbolehkannya aktivitas pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh emiten publik dinilai pelaku pasar sebagai salah satu keseriusan pemerintah untuk menghentikan gejolak pasar keuangan.
Apalagi dalam waktu dekat, tindakan BI yang akan kembali menggelar pertemuan guna meninjau ulang instrumen moneter, berhasil membangun ekspektasi positif pelaku pasar. Ancaman inflasi Agustus yang masih cukup tinggi membuat pelaku pasar dan perbankan memiliki harapan akan terjadinya penyesuaian nilai tingkat suku bunga acuan atau BI rate.
Meskipun demikian, pergerakan rupiah tampaknya masih akan terus dibayangi oleh sentimen pengurangan stimulus bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Pasalnya, indeks kepercayaan konsumen AS yang mencatatkan kenaikan menjadi 81,5 di bulan Agustus kian menguatkan pandangan bahwa kinerja perekonomian negeri Abang Sam terus membaik.
“Data AS yang terus membaik, meningkatkan keyakinan bahwa pengurangan stimulus The Fed hanya tinggal menunggu waktu,” terang Rully.
PDAT | MEGEL JEKSON