TEMPO.CO, Kairo - Salah seorang pemimpin Al Ikhwan Al Muslimun Mesir yang kini buron menolak tuduhan bahwa kelompoknya telah melakukan kegiatan terorisme, menyusul kudeta terhadap Presiden Muhamad Mursi pada 3 Juli 2013.
Pemimpin Al Ikhwan itu adalah Mohammed el-Beltagy. Dalam pidatonya yang diudarakan pada Selasa, 27 Agustus 2013, Al Ikhwan merencanakan unjuk rasa baru guna menolak kekerasan aparat keamanan dan menangkapi hampir semua pemimpin Al Ikhwan.
Di antara aktivis Al Ikhwan yang ditahan pada Senin, 26 Agustus 2013, adalah Mohamed Soltan, pemuda berusia 25 tahun, warga negara Amerika Serikat. Dia adalah putra juru bicara Al Ikhwan, Salah Soltan.
El-Beltagy, bekas politikus Partai Keadilan dan Kebebasan, sayap politik Al Ikhwan, dituduh menyulut kekerasan dan diburu oleh pihak berwajib sejak tiga pekan lalu.
Pesan rekaman video yang diterima Al Jazeera, el-Beltagy mengatakan, pihak berwenang sedang mencoba membalikkan krisis politik ke dalam masalah keamanan dengan cara menuduh kelompok merencanakan aksi terorisme.
Media Mesir yang hampir semuanya anti-Al Ikhwan setelah penutupan stasiun televisi, melaporkan bahwa kekerasan yang dilakukan oleh aparat merupakan bagian dari perang melawan terorisme.
"Jangan dungu atas kebohongan ini dengan cara memberikan label kepada kami sebagai pelaku terorisme, kekerasan, dan pembunuhan pada saat rezim pelaku kudeta tangannya tenggelam dalam darah." ucap el-Betalgy.
El-Beltagy kabur bersembunyi pada awal bulan ini setelah pihak berwenang membubarkan dengan kekerasan terhadap para pendukung Presiden Mesir terguling 3 Juli 2013, Muhammad Mursi. Akibat represi aparat keamanan, ratusan orang tewas, termasuk putri el-Beltagy.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Terkait
Dua Bulan Kerja Lurah Camat Terapkan Transparansi
Jokowi Akan Rotasi Camat-Lurah Lelang Desember
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi
Demo Lurah Susan, Polisi Tak Mau Kecolongan