TEMPO.CO, Bima - Ratusan aparat gabungan dari unsur TNI dan Polri masih ketat berjaga di jalan-jalan masuk menuju Kecamatan Woha dan Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis, 29 Agustus 2013. (baca: Bentrok Warga Bima, Bakar Rumah Lurah)
Mereka ditempatkan di perbatasan Desa Cenggu, Kecamatan Belo dan Desa Nisa, Kecamatan Woha. Namun, aparat lebih dikonsentrasikan di jalan masuk Desa Cenggu.
Meskipun masih dijaga aparat, aktivitas warga di perbatasan dua kecamatan tersebut mulai normal. Sejumlah penduduk mulai membuka toko-toko mereka. Namun, anak-anak belum terlihat pergi bersekolah. Siti Zaenab, warga di Desa Cenggu, mengatakan dirinya telah kembali dari pengungsian dan beraktivitas seperti biasa sebagai guru di sekolah dasar.
"Sejak tadi pagi saya sudah kembali dari mengungsi. Syukurlah rumah saya tidak dirusak massa," kata Siti Zaenab.
Ia berharap peristiwa itu tidak terulang kembali. Ia ingin dapat kembali bekerja dan anak-anak dapat bersekolah dengan tenang. "Saya juga berharap aparat berjaga sampai situasi benar-benar aman," kata dia.
Ribuan warga terlibat bentrok antar kampung di Desa Cenggu dan Desa Nisa, Kabupaten Bima, selama dua hari terakhir ini. Lima orang tertembak peluru tajam dalam bentrok sehari sebelumnya.
Kapolres Kabupaten Bima, Ajun Komisaris Besar IPGP Ekawana, mengatakan pihaknya telah menempatkan masing-masing dua peleton Brimob dan dua peleton Shabara di dua perbatasan desa yang berkonflik itu. Satu kompi TNI juga ikut berjaga. "Mereka baru ditarik setelah situasi benar benar kondusif," kata Ekawana.
AKHYAR M NUR
Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita populer:
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi
Jokowi Siap Jadi Mediator Keraton Solo, Tapi...
Demo Lurah Susan Digerakkan Dua Tokoh Ini
Loch Ness Tertangkap Kamera Fotografer Amatir