TEMPO.CO, Jember - Tingkat kehadiran warga Kabupaten Jember ke Tempat Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur tidak sampai 50 persen. "Di daerah pinggiran atau pedesaan memang begitu kondisinya," ujar Hanan Kukuh Ratmono, anggota Komisi Pemilihan Umum Jember, Kamis, 28 Agustus 2013.
Pantuan Tempo di sejumlah TPS di kawasan kota dan di pinggiran kota, tingkat kehadiran warga yang punya hak pilih rata-rata 30 hingga 40 persen. Seperti di TPS 5 Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Sumbersari. Di sana, sejak pukul 07.00 hingga pukul 11.30, baru 126 warga yang menggunakan hak pilihnya dari 324 yang tercatat. "Padahal, sudah diumumkan lewat masjid," ujar Budijanto, petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara.
Dima Akhyar, Ketua Panitia Pengawas Pemilu Jember, mengatakan rata-rata tingkat kehadiran warga di TPS memang minim. "Rata-rata pantuan dan laporan yang kami terima sampai jam 11.30 ini masih 30 sampai 50 persen," kata dia.
Antusiasme masyarakat yang minim, kata dia, akibat banyaknya warga yang tidak masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT). Mereka tidak menerima undangan (form-C-6) dari KPU, PPK dan PPS. "Itu yang membuat warga akhirnya memilih menjadi golput," kata dia.
Miftahul Ulum, Ketua RT 02 RW 17 Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates, mengatakan dari 100 kepala keluarga di lingkungannya, hingga pukul 09.00 hanya 53 kepala keluarga yang mendapat undangan ke TPS. "Lainnya, termasuk saya, tidak dapat undangan. Saya memilih pakai KTP, tapi yang lain tidak mau karena merasa tidak dihargai dengan tidak diundang seperti lainnya," kata dia.
MAHBUB DJUNAIDY