TEMPO.CO, Damaskus - Pemerintahan Suriah telah memindahkan sejumlah kantor politiknya ke sekolah-sekolah dan universitas guna menyelamatkan diri dari serangan militer Barat. Informasi itu diperoleh Al Arabiya, mengutip keterangan kelompok oposisi, Jumat, 30 Agustus 2013.
Selain itu, oposisi memaparkan, pasukan Angkatan Bersenjata Presiden Bashar al-Assad juga memindahkan misil scud dan sejumlah peluncur (peluru kendali) dari salah satu pangkalan militer di sebelah utara Damaskus ke tempat yang dirahasiakan.
Oposisi Komite Koordinasi Lokal (LCC) menyatakan rezim Assad memotong pula aliran listrik di Pegunungan Qasiun dan unit-unit militer Istana Rakyat yang berlokasi di Ibu Kota Damaskus.
Pada Kamis, 29 Agustus 2013, warga dan seorang sumber dari oposisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Damaskus menerangkan, markas besar Pasukan Komando Suriah dan Angkatan Udara Negara yang berada di dekat kompleks keamanan di Kafrsousa barat juga termasuk yang dikosongkan.
Menurut kelompok oposisi, sejumlah besar anggota militer dilaporkan telah membelot kepada mereka. Keterangan itu seirama dengan perkataan juru bicara Koalisi Nasional, Khaled Saleh. Menurut dia, kelompok oposisi memiliki bukti bahwa para pejabat (militer) dalam jumlah besar telah membelot. "Mereka mengenakan baju sipil dan meninggalkan negara."
Pernyataan Saleh itu disampaikan sebagai tanggapan terhadap keterangan seorang pejabat pemerintahan Suriah dalam sebuah wawancara dengan koran The Guardian. Pejabat, yang tak bersedia disebutkan identitasnya itu, mengatakan moral Angkatan Bersenjata Suriah tinggi dan ada sedikitnya 8.000 syuhada siap membungkus jet tempur AS bersama dua sekutu Suriah, Hizbullah dan Iran.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim
Berita Terkait
Jelang Serangan Amerika, Rakyat Suriah Gelisah
15 Warga Malaysia Memilih Bertahan di Suriah
AS Mulai Kirim Kapal Perusak ke Dekat Suriah
Cina Minta PBB Tahan Diri dalam Sikapi Suriah