TEMPO.CO, Vladivostok -- Tudingan Amerika Serikat yang menyebut korban serangan senjata kimia oleh tentara Suriah mencapai 1.429 orang langsung menyulut reaksi Rusia yang menjadi sekutu Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan adalah sebuah omong kosong pemerintah Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia untuk menundukkan perlawanan pemberontak.
Putin mengatakan serangan tersebut merupakan provokasi untuk melegalkan serangan Amerika ke Suriah. Ia meminta presiden Amerika Barack Obama untuk tidak melakukan serangan.
Amerika, Jumat lalu, mengatakan memiliki data intelijen yang menunjukkan tentara Assad menggunakan senjata kimia saat menyerang pemberontak di Ghouta, pinggiran Damaskus pada 21 Agustus lalu. Serangan yang disebut Obama brutal dan keji ini menewaskan sekitar 1.400 orang.
Putin mengatakan jika bukti itu memang benar, ia menantang Amerika untuk membeberkannya di PBB dan membandingkan dengan tim inspeksi PBB dan Dewan Keamanan. "Saya yakin (serangan senjata kimia itu) tak lebih dari provokasi dari mereka yang ingin menyeret negara lain ke konflik Suriah dan menginginkan dukungan dunia internasional, terutama Amerika Serikat," kata Putin di Bladisvostok, Sabtu, 31 Agustus 2013.
Ia mengingatkan serangan Amerika justru akan menambah banyak korban warga sipil.
Bantahan juga disampaikan pihak Suriah. Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut tudingan itu adalah langkah putus asa Amerika untuk melegalkan serangan ke Suriah. Kementerian juga mengatakan jika laporan itu tak ubahnya kabar yang biasa tersebar di sosial media.
REUTERS | RAJU FEBRIAN