TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai posisi sudah pernah dilalui Brigjen Basaria Panjaitan. Kini dia menjadi widyaiswara di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri di Lembang, Jawa Barat. Basaria meneruskan tradisi jenderal polwan di negeri ini, yang sudah dimulai oleh Brigjen Jeanie Mandagi dan Brigjen Rumiah.
“Tak ada halangan untuk polwan berprestasi di Polri,” kata Basaria, Jumat, 30 Agustus 2013. “Sepanjang dia selalu bersungguh-sungguh menjalankan tugas dimana pun ditempatkan,” katanya lagi. Dia membantah ada dominasi patriarki dalam tubuh Polri yang menghalangi para polwan mencapai posisi tertinggi.
Perempuan kelahiran Pemantang Siantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957 ini memulai karier kepolisiannya pada 1984. Ketika itu, Basaria baru lulus Fakultas Hukum Universitas Jayabaya. “Saya masuk polisi karena ingin langsung bekerja saja,” katanya sambil tertawa. Orang tua dan tujuh kakaknya tak ada yang jadi polisi.
Basaria masuk Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi dan ditempa di sana. Lulus sebagai polwan berpangkat ipda, Basaria langsung ditugaskan di Reserse Narkoba Polda Bali.
Dari sana, Basaria malang melintang di berbagai pos penugasan. Dia pernah menjadi Kepala Biro Logistik Polri, Kasatnarkoba di Polda NTT dan menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau. Dari Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri, menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim. “Karier saya kebanyakan memang di reserse,” katanya.
Baca Juga:
Basaria mengaku sering berbagi pendapat dengan para polwan baru, mendorong mereka untuk terus berprestasi tanpa memandang diri sendiri berbeda. “Menjadi wanita itu bukan halangan untuk meraih puncak prestasi," tuturnya.
Baca Edsus Polwan Jelita untuk Peringatan 65 Tahun Polwan Indonesia
Berita Edsus Polwan Jelita Lainnya:
Brigadir Avvy Olivia: Sesuai Perintah Atasan
Brigadir Avvy Olivia Pernah Jadi Pramugari Polri
Tindakan Negatif Polwan Bukan Dari Institusi
Jumlah Polisi Wanita Hanya 3,6 Persen
Dari Dulu Polwan Cantik Dan Pintar