Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolom Cari Angin: Miss World

image-gnews
Miss World Indonesia 2013. rcti.tv
Miss World Indonesia 2013. rcti.tv
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-Yang saya hormati Menteri Agama Suryadharma Ali, saya mengabarkan kepada Bapak bahwa ada kemungkinan pergelaran Miss World tetap berlangsung di Bali. Dengan sangat menyesal, kami penduduk Bali tak bisa mengikuti saran Bapak agar memperhatikan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang isinya menolak keras penyelenggaraan Miss World itu.

Ormas-ormas Islam yang dimotori Front Pembela Islam (FPI) sudah jelas pula sikapnya menolak Miss World ini, bahkan menyebutkan akan dilaknat Allah jika pergelaran yang tak Islami itu dilangsungkan. Ternyata panitia Miss World bersama pemuka adat Bali sudah datang ke Pura Besakih untuk mohon restu ke hadapan Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Di media massa disebutkan, jika Miss World tetap digelar, FPI akan menguber panitianya. "Kalau aparat masih melindungi, akan kita tolak," ujar Misbahul Anam, Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI, dikutip dari media massa. Saya sempat takut. Tapi syukurlah, di media massa juga dikutip ucapan Jero Gede Suwena, Ketua Majelis Utama Desa Pekraman (MUDP) Bali, yang mendukung kontes Miss World. Ini membuat ketakutan saya sirna karena MUDP punya ribuan pecalang (petugas keamanan desa adat) yang siap mengamankan Bali dengan semangat "perang puputan". Apalagi Kepolisian Daerah Bali siap mengamankan perhelatan internasional itu. Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang juga mantan petinggi polisi, mendukung penuh acara budaya yang bersifat internasional ini. Rasanya tak mungkin FPI datang ke Bali dan main uber-uberan.

Pak Menteri Agama, saya dan mungkin seluruh pendeta di kalangan Hindu sejatinya tak ada urusan dengan perhelatan Miss World itu. Jangankan ikut jadi panitia, diundang pun ogah. Betapapun cantiknya wanita-wanita yang datang dari penjuru dunia, pasti tetap lebih cantik jika cucu saya didandani. Itu urusan duniawi, bukan urusan agama. Kalau kita menekuni spiritual dan setiap hari bergelut dengan ayat-ayat suci, rasanya aneh jika masih mengurusi atau tergiur atau tergoda oleh kecantikan visual. Ini ranah budaya.

Jika urusan budaya, kenapa agama dibawa-bawa? Miss World digelar di Bali, yang konon penduduknya mayoritas Hindu. Lha, kenapa fatwa MUI harus diperhatikan? Mestinya fatwa Parisada Hindu Dharma Indonesia--dan pasti mustahil ada fatwa seperti itu untuk acara budaya yang tidak melanggar agama. Kalau saran Pak Menteri kebablasan, nanti setiap acara apa pun di Bali--termasuk main layang-layang atau pesta ogoh-ogoh--jangan-jangan disuruh memperhatikan fatwa MUI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Budaya itu beragam di Nusantara ini, dan NKRI dengan empat pilarnya--kayak menceramahi murid SD--menjamin keberagaman itu. Miss World dipadukan dengan budaya Bali, pembukaannya dengan tari kecak yang pemainnya bertelanjang dada--padahal peserta Miss World akan pakai kebaya. Mereka mengunjungi obyek wisata dengan pakaian adat Bali, karena ada obyek yang sekaligus menyatu dengan tempat suci. Apakah budaya lokal ini bertentangan dengan budaya nasional? Atau, budaya nasional harus menutup seluruh tubuh seperti budaya di Timur Tengah? Lalu, apakah budaya harus diseragamkan?

Tapi okelah, tak ada ruangan kalau saya curhat berkepanjangan, apalagi terkesan saya ngotot supaya Miss World digelar, padahal saya tak ada urusan dengan itu. Yang saya ngototkan adalah mari hormati kebhinekaan dan keberagaman dalam payung NKRI. Mari gunakan fatwa majelis agama untuk pengikut agama yang bersangkutan, bukan untuk masalah berbangsa dan bertanah air. Saya malu masalah seperti ini muncul setelah 68 tahun merdeka. Wassalam.

*Putu Setia
@MPUJAYAPREMA
Dimuat di Koran Tempo edisi Senin, 1 September 2013

Berita Terkait
MUI Tolak Ajang Miss World di Indonesia

MUI Yakin Miss World Umbar Aurat
Hizbut Tahrir Tolak Kontes Miss World di Indonesia

Target FPI: Paksa SBY Batalkan Miss World

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

9 hari lalu

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Penglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto memberikan keterangan kepada wartawan usai acara buka puasa bersama TNI-Polri di Jakarta, Selasa, 2 April 2024. ANTARA/Laily Rahmawaty
Idul Fitri 1445 H, Kapolri Singgung soal Toleransi

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengucapkan selamat Idul Fitri 1445 H. Ia menyinggung tentang toleransi.


Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

10 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Simak Perbedaan Metode Hilal dan Hisab Penentu 1 Syawal Hari Idul Fitri atau Lebaran 2024

Menentukan 1 syawal Idul Fitri atau lebaran terdapat metode hisab dan rukyatul hilal. Apa perbedaan kedua sistem itu?


Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

11 hari lalu

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang hasil Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah di Kantor Kemenag, Jakarta, Minggu, 10 Maret 2024. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sidang Isbat Menjelang Lebaran, Diadakan pada 9 April 2024 hingga Pemantauan Hilal di 120 Lokasi

Sidang isbat akan diawali dengan Seminar Pemaparan Posisi Hilal oleh Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama


Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

12 hari lalu

Umat muslim jamaah Masjid Aolia bersiap untuk melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri di Giriharjo, Panggang, Gunung Kidul, D.I Yogyakarta, Jumat, 5 April 2024. Jamaah Masjid Aolia menetapkan jatuhnya 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4/2024) didasari petunjuk dari pimpinan jamaah Masjid Aolia, KH Raden Ibnu Hajar Sholeh atau yang biasa dikenal dengan nama Mbah Benu. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?


BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

16 hari lalu

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Muhammad Aqil Irham (tengah)/Tempo-Mitra Tarigan
BPJPH Tegaskan Tidak akan Menunda Pelaksanaan Wajib Sertifikasi Halal

Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menolak permintaan Menteri Teten Masduki terkait penundaan wajib sertifikasi halal.


Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

20 hari lalu

Ilustrasi Pernikahan/Alissha Bride
Juli 2024, Kemenag Wajibkan Calon Pengantin Ikut Bimbingan Perkawinan

Kemenag mewajibkan calon pengantin ikut bimbingan perkawinan. Jika tidak, pengantin tak bisa mencetak buku nikah.


Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

29 hari lalu

Ditjen Bimas Hindu Bahas Peradilan Agama Hindu dengan PPTKHI

Tercapai tiga rekomendasi yang disepakati 13 PTKH.


Ditjen Bimas Hindu Bahas Juknis Pelaksanaan Pendidikan Widyalaya

30 hari lalu

Ditjen Bimas Hindu Bahas Juknis Pelaksanaan Pendidikan Widyalaya

Ditjen Bimas Hindu berupaya menyelesaikan 13 regulasi turunan dari Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2024 tentang Pendidikan Widyalaya.


Gus Miftah Vs Kemenag Soal Penggunaan Pengeras Suara, Bagaimana Awal Mulanya?

36 hari lalu

Sumber: PWNUJatim.or.id
Gus Miftah Vs Kemenag Soal Penggunaan Pengeras Suara, Bagaimana Awal Mulanya?

Perseteruan Gus Miftah dan Kemenag soal penggunaan pengeras suara selama Ramadan menarik perhatian publik. Bagaimana awal mulanya?


Kemenag Salurkan 34 Ribu Mushaf Al-Qur'an dan Surah Yasin

37 hari lalu

Pengunjung melihat Al Quran pada Gebyar Nuzulul Quran di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa 11 April 2023. Gebyar Nuzulul Quran tersebut menampilkan sembilan mushaf fenomenal yang saat ini menjadi koleksi Bayt Al-Quran Kementerian Agama. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Kemenag Salurkan 34 Ribu Mushaf Al-Qur'an dan Surah Yasin

Jumlah tesebut masing-masing terdiri atas 17 ribu Mushaf Al-Qur'an dan 17 ribu Surah Yasin.