TEMPO.CO, Surabaya - Adik kandung guru besar FISIP Universitas Airlangga Soetandyo Wignjosoebroto, Sritomo Wignjosoebroto, mengatakan jenazah almarhum Soetandyo akan dikebumikan besok pagi sekitar pukul 07.00 di TPU Keputih, Surabaya. Sebelum dikebumikan, kata Sritomo, jenazah disemayamkan di FISIP Unair sebagai bentuk penghargaan atas jasa almarhum yang turut membidani berdirinya fakultas itu.
Mewakili pihak keluarga dan almarhum, Sritomo menyampaikan permintaan maaf kepada kerabat, teman kerja, dan semua orang yang pernah berhubungan dengan almarhum. "Setelah rundingan, keluarga sepakat almarhum dimakamkan di Surabaya. Beliau besar di sini dan banyak menghabiskan hidupnya di Surabaya," kata Sritomo di rumah duka, Senin, 2 September 2013.
Soetandyo Wignjosoebroto wafat pukul 07.00 di Rumah Sakit Elisabeth Semarang, Senin, 2 September 2013. Almarhum meninggalkan tiga anak perempuan dan lima cucu. Primbardi, keponakan almarhum, mengatakan jenazah almarhum kini dalam perjalanan menuju Surabaya. Dengan dikawal patwal kepolisian, ia memperkirakan jenazah akan tiba di rumah duka, di Jalan Darmawangsa 3 Surabaya, sekitar pukul 5 sore. Karangan bunga sebagai simbol dukacita mulai banyak berdatangan.
Soetandyo adalah anak kedua dari 11 saudara kandung. Sritomo adalah adik almarhum yang kesembilan. Sritomo mengakui banyak belajar tentang kehidupan dari sosok almarhum. Pria yang juga menjabat sebagai dosen Teknik Industri ITS ini mengenang, atas jasa almarhum, dia terpacu lulus kuliah dan menghabiskan hidup sebagai dosen di ITS. Sritomo sempat menjalani kuliah selama 10 tahun dan berpikir untuk keluar dari ITS. "Kakak saya ini yang menginspirasi agar cepat lulus kuliah. Saya jadi dosen karena kakak saya juga."
Dekan FISIP Unair, I Basis Susilo, menuturkan bahwa almarhum adalah sosok yang menjunjung kemajemukan dan menempatkan ilmu dengan holistik dan multidisiplin. Cara mengajar almarhum, kata Basis, lebih menekankan pada proses belajar daripada sekolah. Almarhum juga memberikan arahan pada mahasiswanya agar lebih kritis pada kekuasaan. "FISIP itu Soetandyo dan Soetandyo itu, ya, FISIP. Beliau yang mengajarkan agar kita kritis dan menghargai semua orang," kata Basis Susilo.
DIANANTA P. SUMEDI
Topik Terhangat
Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung | Rupiah Loyo
Berita Terkait
Soetandyo Mengidap Hipertensi dan Gangguan Saraf
Soetandyo, Dekan Pertama Fisip Unair Surabaya