TEMPO.CO, Kabul - Militan Taliban Afganistan, pada Senin, 2 September 2013, menyatakan bertanggung jawab atas serangan di pangkalan militer Amerika Serikat di Afganistan timur dekat perbatasan pakistan. Demikian laporan kantor berita AFP.
Sejumlah pejabat Afganistan membenarkan telah terjadi serangan terhadap bangkalan militer AS. "Sekelompok bom bunuh diri menyerang pangkalan militer AS di Torkham di dekat perbatasan dengan Pakistan," kata Ahmad Zia Abdulzai, juru bicara kantor gubernur Provinsi Nangarhar kepada AFP.
Dalam sebuah pernyataan kepada media, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Abdulzai mengatakan pertempuran terus berlangsung antara pasukan AS dan Afganistan melawan militan.
Sementara itu Al Jazeera dalam laporannya Senin, 2 September 2013, menulis, para pejuang Taliban menenakan seragam pasukan khusus menyerang sejumlah kendaraan NATO yang sedang parkir di dekat pangkalan militer AS di salah satu proivinsi Afganistan dengan perbatasan Pakistan
Akibat serangan yang berlangsung pada Senin dini hari waktu setempat, 2 September 2013, lebih dari 30 kendaraan terbakar atau rusak. "Serangan itu disusul adu tembak antara para Taliban dengan pasukan keamanan."
NATO membenarkan telah terjadi serangakaian ledakan tetapi mereka mengatakan tidak ada satupun personilnya yang tewas.
Koresponden Al Jazeera Jennifer Glasse, melaporkan dari Kabul, helikopter NATO melakukan serangan ke arah Taliban di darat. Taliban yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mengatakan, enam tentara tewas dan 10 kendaraan militer rusak.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan melalui surat elektronik, Mujahid, mengaku serangan yang mereka lancarkan berhasil menghancurkan sejumlah tank. Namun Al Jazeera tak dapat mengonfirmasi klaim Taliban ke pihak independen.
AL ARABIYA | AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik Terhangat
Polwan Jelita | Lurah Lenteng | Rupiah Loyo | Konvensi Demokrat | Suap SKK Migas
Berita Terkait
Diduga Mata-mata, Polisi Mesir Tahan Seekor Bangau
Inilah Intervensi Militer AS Paska Perang Vietnam
Oposisi Suriah Kecewa Sikap Obama