TEMPO.CO, Surabaya - Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur memanggil tim Relawan Keluarga Berkah (Khofifah-Herman) terkait laporan mereka tentang dugaan politik uang yang dilakukan relawan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) selama kampaye pemilihan gubernur. Salah satu pelapor yang dipanggil yakni Bendahara Relawan Keluarga Berkah, Didik Nur Wasis. "Kami dipanggil terkait laporan politik uang dan kampanye KarSa yang melibatkan anak kecil di Tulungagung," kata Didik, Selasa 3 September 2013.
Menurut Didik, dugaan politik uang itu terjadi di Klenteng Tri Darma Tjio Tik Kiong Tulungagung pada 19 Agustus 2013 lalu. Seorang relawan KarSa yang diketahui bernama Supriono, kata dia, membagi-bagikan amplop berisi uang Rp 20 ribu kepada 115 tukang becak. Baik Supriono maupun tukang becak mengenakan kaos bergambar KarSa.
Ia menambahkan, dalam kampanye di sebuah aula di Tulungagung, Tim KarSa juga melibatkan anak kecil. Kampanye itu dihadiri langsung oleh Soekarwo. Dua peristiwa tersebut jelas terlihat di video yang direkam oleh dua orang bernama Dwi dan Robby Ridwan. Dua orang inilah yang rencananya dihadirkan sebagai saksi. "Tapi mereka tidak bisa hadir hari ini. Jadi kami minta waktu ke Bawaslu 1-2 hari lagi," katanya.
Temuan itu sebenarnya sudah dilaporkan Relawan Berkah ke Bawaslu Jawa Timur 27 Agustus 2013. Tim menyertakan foto dan video rekaman. Video berdurasi 2 menit itu memang memperlihatkan seorang pria yang memberikan amplop kepada tukang becak. Informasinya, para tukang becak itu mengantarkan massa pendukung dari hotel menuju lokasi kampanye.
Setelah memanggil Relawan Berkah, Bawaslu Jawa Timur juga mengundang tim KarSa untuk diklarifikasi. Tim Sukses KarSa Bagian Hukum Hadi Pranoto tiba di Kantor Bawaslu pukul 13.00 WIB. Ditemui wartawa usai diperiksa, Hadi menyangkal adanya politik uang yang dilakukan timnya.
Ia sudah diperlihatkan Bawaslu tentang video bagi-bagi uang di Tulungagung. Namun Hadi menganggap bukti tersebut sumir karena sulit dibuktikan bahwa pelakunya merupakan tim KarSa. Alasannya, siapapun bisa mengenakan kaos bergambar KarSa dan mengaku relawan. "Video itu sangat sumir," katanya.
Hadi mengaku tidak mengenal Supriono, orang yang disebut membagi-bagikan uang. Menurutnya, struktur tim kampanye KarSa sangat jelas sampai ke tingkat daerah. "Tidak ada nama Supriono dalam struktur," ujarnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI