TEMPO.CO, Kazakhstan - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Komite Keamanan Nasional Kazakhstan menandatangani perjanjian kerja sama penanggulangan terorisme. Nota kesepahaman itu diteken di Hotel Rixos President Astana, di Astana,Kazakhstan, Senin siang waktu setempat.
“Kerja sama ini meliputi program deradikalisasi, saling tukar menukar informasi dan pelatihan pemberantasan terorisme,” ujar Ansyaad Mbai, Kepala BNPT, kepada Tempo di sela-sela jamuan makan malam kenegaraan di Akorda, Senin malam, 2 September 2013. Dalam acara ini rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijamu Presiden Nursultan Abishevich Nazarbayev.
Uniknya, menurut Ansyaad, bentuk ancaman terorisme kedua negara punya kemiripan. “Mereka di sini terancam gerakan kelompok Salafy, nama yang mirip dengan gerakan yang juga beroperasi di Indonesia,” kata Ansyaad.
“Benar, Salafy termasuk yang terus kami awasi, selain kelompok teroris Chechnya, Kyrgistan, Irak, Syria dan gerakan radikal lainnya dari negeri tetangga yang beroperasi di negeri kami,” ujar Mayor Jenderal Bilisbekov Nurgali, Ketua Komite Kemananan Nasional Kazakhstan kepada Tempo yang duduk satu meja dalam jamuan di gedung yang terletak di tepi Sungai Esil. Kazakhstan merupakan negeri bekas pecahan Uni Sovyet yang merdeka pada 16 Desember 1991.
Di saat bersamaan ditandatangani nota kesepahaman untuk penangulangan kejahatan pencucian uang, baik yang terkait terorisme mau pun bukan. “Kami juga saling menginformasikan kalau kedua negara membutuhkan data terkait pencucian uang, meski sedang saya dalami perundang-undangan pencucian uang di sini,” kata Muhammad Yusuf, Kepala Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan kepada Tempo.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari di Kazakhstan, negara terluas ke-6 di dunia dengan penduduk 17,5 juta jiwa yang mayoritas muslim ini. Presiden SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menko Polhukkam Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan rombongan, tiba Ahad malam waktu setempat dengan Garuda Airbus A-330-300.
Ini merupakan kunjungan balasan setelah Presiden Nursultan Nazarbayez melawat ke Jakarta, April tahun lalu. Hari Selasa siang ini, Presiden SBY akan bertemu Perdana Menteri Serik Akhmetov, dan para pengusaha kedua negara.
WAHYU MURYADI
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung
Berita Terpopuler:
Petinggi Polri Diduga Kecipratan Uang Labora
Kemenhub: Karyawan Lion Air Banyak yang Eksodus
Ozil Kenakan Nomor Punggung 11 di Arsenal
Siapa Mau Kerja untuk Jokowi? DKI Buka Tes CPNS
Kisah Penumpang Lion Air Kena Delay Empat Kali