TEMPO.CO, Jakarta - Presenter acara Just Alvin, Alvin Adam menjadi salah satu korban delay Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, Ahad, 1 September 2013, lalu. Keterlambatan pesawat Lion Air itu sampai membuat Alvin Adam terpaksa menginap. Dia baru terbang keesokan harinya.
Keterlambatan itu ditulis Alvin Adam dalam Twitter-nya, @alvinadam/JustAlvin. "Sengaja ambil rute Jakarta-Denpasar-Labuan Bajo dengan Lion Air kemarin pagi. Tapi delay 1,5 jam di Jakarta akhirnya ditinggal penerbangan ke Labuan Bajo. #Delay Parah."
Ia melanjutkan kicauannya empat jam lalu, pukul 07.20, "Parahnya delay buat saya harus bermalam di Denpasar, ditunggu pesawat besok, diganti penerbangan dengan Trans Nusa hari ini, tapi rugi biaya akomodasi, transportasi boat dll."
Manajer Alvin, Ucin, kepada Tempo membenarkan bahwa Alvin mengalami penundaan pesawat. Alvin, kata Ucin lagi, saat ini masih berada di Labuan Bajo, Flores, untuk beberapa hari ke depan. "Mas Alvin masih di Labuan Bajo untuk sebuah urusan sampai tanggal 5 September," katanya. (Baca: Kisah Penumpang Lion Air Kena Delay Empat Kali)
Soal delay, Ucin mengatakan, Alvin belum bercerita banyak, hanya dia menyampaikan kalau pesawatnya mengalami penundaan penerbangan. "Belum cerita, hanya sebatas info delay," kata Ucin.
Sejumlah penerbangan Lion Air tujuan Surabaya, Makassar, Jambi, dan Denpasar dari Bandara Soekarno-Hatta mengalamai penundaan penerbangan lima hingga enam jam. Peristiwa itu terjadi pada Ahad, 1 September 2013. Sejak sore, penumpang harus menunggu pesawat pengganti. Dan mereka tidak diinapkan di hotel. Tiga maskapai Lion yang mengalamai delay antara lain JT 874 tujuan Makassar, JT 696 jurusan Surabaya-Kupang, dan JT 502 tujuan Semarang. Untuk tujuan Solo, bahkan pada hari Minggu para penumpang harus menginap di hotel.
AYU CIPTA
Berita Terpopuler
JK: Indonesia Kena Flu, tapi Obatnya Keliru
MNC Batal Akuisisi ANTV
Menteri Agama Ngambek Pidatonya Terpotong Azan
Ahok Datangi Paripurna, Fraksi PPP Walk Out
Pedagang Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi
Luthfi Tutupi Sosok Bunda Putri ke Pengacaranya