TEMPO.CO, Jakarta - Manajer umum PT Angkasa Pura II Soekarno-Hatta, Yudis Tiawan, mengatakan padatnya penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta membuat keterlambatan (delay). Maka, penundaan penerbangan juga berimbas bagi penerbangan lain.
Menurut Yudis, soal kepadatan separasinya sudah dihitung dan dikendalikan oleh pemandu lalu lintas udara (air traffic services). "Soal itu bukan kami yang menangani. Apalagi sekarang ATC berdiri sendiri,"kata Yudis.
Yudis menambahkan, di luar ATC, fasilitas runway (landas pacu) di Soekarno-Hatta tidak ada kendala apa pun. "Untuk runway bagus, siap pakai tidak ada masalah runway yang menyebabkan delay," ujar Yudis. Sebagai pengelola, Yudis menambahkan, AP II mendukung maskapai mana pun untuk tetap terbang sesuai jadwal dan nyaman bagi penumpang.
Sebelumnya, Airport Operation and Services Director Lion Air, Daniel Putut, mengatakan delay disebabkan kapasitas bandara yang sudah tidak mumpuni. Dia menyebutkan, dengan kepadatan itu, keberangkatan pesawat bisa tertunda.
Ada dua versi alasaan yang disampaikan Lion soal penundaan penerbangan yang mengakibatkan penumpang empat hingga lima jam terlantar di Bandara Soekarno-Hatta. Selain faktor kepadatan seperti disampaikan Daniel Putut, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait justru mengatakan kendala penundaan penerbangan itu disebabkan ada 15 orang ground staf tidak masuk tanpa izin karena sakit.
Dengan alasan berbeda yang disampaikan dua petinggi Lion, ada indikasi maskapai ini panik dengan delay berjam-jam ini. "Ini pertama kali terjadi di Lion Air," kata Edward.
Oleh karena itu, menurut Edward, pihaknya akan menyiapkan ground staff pelapis untuk siaga jika sewaktu-waktu ada pegawainya yang secara rombongan tidak masuk kerja.
AYU CIPTA
Berita Terpopuler
Luthfi Tutupi Sosok Bunda Putri ke Pengacaranya
Ini Cara Fathanah Cuci Uangnya
LIPI: Ada Pembonceng di Balik Ide Jalan Soeharto
Jenazah Soetandyo Disambut Isak Tangis Keluarga
Petinggi Polri Diduga Kecipratan Uang Labora
Pengacara Minta Luthfi Buka Identitas Bunda Putri
Priyo: Soeharto Terbaik, Layak Jadi Nama Jalan