Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

SNI Batik Belum Banyak Dimanfaatkan Pengusaha  

Editor

Agoeng Wijaya

image-gnews
Pekerja mewarnai kain batik di sebuah industri batik rumahan
Pekerja mewarnai kain batik di sebuah industri batik rumahan "Nanom" kampung Ringinanom, Kramat Selatan, Kota Magelang, Jateng (23/5). ANTARA/Anis Efizudin
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta - Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada batik baru dimanfaatkan oleh sedikit pengusaha atau pengrajin batik. Selain karena proses pengurusan SNI yang cukup panjang, penerapan standardisasi terhadap batik juga masih bersifat sukarela.

Kepala Seksi Standardisasi Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian Joni Setiawan mengatakan hingga saat ini baru ada 28 SNI untuk batik. "Kebanyakan untuk kain batik. Lalu ada SNI tentang batik itu sendiri, parafin atau malam untuk membatik, dan damar," katanya saat diskusi batik di Universitas Islam Batik Surakarta, Selasa, 3 September 2013.

Dia mengakui ada proses yang panjang untuk pengajuan SNI. Untuk karya batik, banyak tahap yang harus dilalui, mulai proses usulan ke Balai Besar Batik, diteruskan ke Pusat Standardisasi, Badan Standardisasi, hingga dibahas di tim khusus. "Prosesnya bisa setahun lebih," ujarnya.

Namun ada manfaat yang didapat pengusaha batik dengan memiliki SNI batik. Contohnya untuk membendung produk sejenis dari luar negeri dan meningkatkan daya saing di era perdagangan bebas.

Di kesempatan yang sama Kepala Seksi Sertifikasi Balai Besar Kerajinan dan Batik Kementerian Perindustrian Lies Susilaning Sri Hastuti mengatakan untuk batik ada kebijakan khusus selain SNI yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha batik. Yaitu dengan penerapan Batikmark sebagai identitas dan ciri batik buatan Indonesia. "Batikmark menyatakan ada tiga jenis batik Indonesia yaitu batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi," katanya.

Batikmark bertujuan memberikan jaminan mutu batik Indonesia, menciptakan identitas batik, meningkatkan kepercayaan konsumen, dan sarana promosi di pasar internasional.

Dia mengatakan perusahaan batik yang berhak mengajukan labelisasi Batikmark harus memiliki merk terdaftar. Selain itu produknya harus memenuhi standar SNI tentang ukuran kain, sifat mengkerut, tahan gosok warna, dan tahan luntur warna terhadap pencucian. Adapun ciri-cirinya juga harus ditentukan antara batik tulis, batik cap, atau batik kombinasi dengan acuan SNI. "Biaya labelisasi hanya Rp 1,7 juta. Lebih murah dari SNI yang mencapai Rp 10 juta," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Label Batikmark berlaku tiga tahun dan pemilik label wajib melapor secara berkala, yakni setiap terjual 100 lembar untuk batik tulis dan cap serta 150 lembar untuk batik kombinasi.

Pemilik Mahkota Batik Laweyan Alpha Febela Priyatmono mengaku telah mengantongi SNI untuk dua kain, salah satunya kain batik cap kombinasi tulis mori prima. "Saya mengurus sejak awal Januari 2011 dan baru keluar SNI pada akhir Juni 2012," katanya.

Dia menilai SNI penting karena ada negara yang menerapkan standar secara ketat seperti Jepang. "Kalau pasar ASEAN belum begitu ketat," ujarnya. Dengan SNI, dia lebih percaya diri ketika masuk ke pasaran internasional.

UKKY PRIMARTANTYO



Berita Terpopuler:
3 Istri Djoko Susilo Bergelimang Harta 
Ini Cara Fathanah Cuci Uangnya
Inilah Alasan Ozil Pindah ke Arsenal
Manchester United Dapatkan Fellaini dan Coentrao 
Petinggi Polri Diduga Kecipratan Uang Labora 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

6 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

22 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

52 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

58 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.