TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, memberi penjelasan mengenai rentetan keterlambatan penerbangan alias delay yang terjadi baru-baru ini. "Yang di Bali itu, kami kecolongan," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa, 3 September 2013.
Ia mengatakan, perusahaan baru saja merumahkan 18 pegawai Lion Air di Bandara Ngurah Rai, Bali. Rusdi menuturkan, ada dugaan belasan pegawai tersebut menggelapkan uang yang seharusnya dibayarkan apabila penumpang membawa bagasi berlebih.
"Kemudian 15 petugas ground handling itu no show (tidak masuk kerja)," ujarnya. Padahal, kata Rusdi, para petugas itu seharusnya bertugas sejak pukul 04.00 WITA. Manajemen Lion Air langsung mencari petugas pengganti, tapi hal tersebut tetap memakan waktu.
Rusdi menyebut manajemen maskapai masih menyelidiki penyebab tidak hadirnya 15 petugas ground handling di counter check-in tersebut pada Minggu silam. "Apakah mereka karena aksi simpati terhadap yang dirumahkan atau bagaimana, kami masih cari tahu," kata dia.
Seharusnya, kata dia, peristiwa seperti itu bisa diantisipasi. "Hanya saja waktu Sabtu pekan lalu, kami sedang ada acara di Balaraja sampai malam," ucap Rusdi. Namun, ia mengklaim rentetan delay sudah bisa diselesaikan kurang dari 24 jam.
Baca Juga:
Ia menilai peristiwa tersebut sebagai pelajaran bagi Lion Air. Ia mengungkapkan, manajemen akan membekali para staf di kantor manajemen dengan kemampuan check-in, seperti para petugas di bandara. Selain itu, maskapai mengimbau para penumpang untuk melakukan check-in melalui agen travel.
"Ketiga, kami akan membuat sistem. Penumpang yang membeli tiket bisa langsung memegang boarding pass," ujarnya.
MARIA YUNIAR
Berita Lainnya
Kisah Penumpang Lion Air Kena Delay Empat Kali
Arsenal Akhirnya Dapatkan Mesut Ozil
Ini Cara Fathanah Cuci Uangnya
Bertemu Foke, Ahok Cium Pipi Kanan Kiri