TEMPO.CO, JAKARTA - Lion Air menyatakan harus membayar US$ 400 ribu atau sekitar Rp 4 miliar untuk memperbaiki roda pesawat yang menabrak sapi di Bandara Jalaluddin, Gorontalo. "Karena "nose wheel" pecah dan "break" nya kena waktu dihantam tanduk sapi," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, saat ditemui di kantornya, Selasa, 3 September 2013. Ia menjelaskan, kepala sapi yang terlindas roda, menyangkut di "brake" pesawat.
Edward menjelaskan, seharusnya landasan di bandara "clear to land", dan pilot tidak menghindari obyek apa pun saat mendarat. "Danlanud di Kendari itu menembak sapi yang masuk bandara," ujarnya.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan pekan depan akan menerbitkan laporan awal mengenai hasil penyelidikan terhadap insiden pesawat Lion Air yang menabrak sapi di Bandara Jalaluddin, Gorontalo. "Pagar di sana banyak yang bolong," ujar Ketua Subkomite Udara KNKT, Masruri, saat dihubungi Tempo, Ahad, 18 Agustus 2013.
Ia menjelaskan, saat ini tim investigasi KNKT yang semula menyelidiki insiden tersebut pun telah meninggalkan Bandara Jalaluddin. Masruri menuturkan, berdasarkan informasi yang diterimanya, memang terdapat banyak sapi di luar bandara itu.
"Tapi masih belum diketahui, sapi itu milik peternakan atau masyarakat sekitar," ujarnya. Masruri mengungkapkan, peristiwa serupa pernah terjadi di Bandara Merauke. Sapi pernah masuk ke bandara tersebut, juga akibat lubang pada pagar.
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) menyatakan salah satu pesawat Lion Air terpaksa mendarat di rerumputan di Bandara Gorontalo. "Karena menghindari sapi dirunway," kata Direktur Keselamatan dan Standar LPPNPI, Wisnu Darjono, Selasa, 6 Agustus 2013, malam.
Pesawat Lion Air dengan nomor resgistrasi PK-LKH berangkat dari Ujungpandang pada pukul 20.03 WITA. Pesawat dengan nomor penerbangan JT 892 itu diperkirakan tiba di Bandara Gorontalo pada pukul 21.01 WITA.
Wisnu menjelaskan, proses pendaratan pesawat dalam kondisi normal. "Diberikan landing time serta instruksi ke apron oleh air traffic controller (ATC)," ucapnya.
Karena jarak pandang terbatas, kata Wisnu, ATC tidak mengetahui secara pasti yang terjadi saat pesawat mendarat. Namun kemudian pilot melaporkan nose wheel dan left wheelpesawat masuk ke area rumput untuk menghindari sapi yang berada di landasan saat pendaratan di bandara yang dikelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan itu.
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Perlu Aturan Iklan Mainan di Resto Fast Food
Menteri Linda Jamin Miss Word Tak Berbikini
Masih Ragu Khasiat Obat Herbal? Ini Jawabannya
Day Care untuk Lansia
Lansia Merasa Mandiri Jika Mengemudi Sendiri