TEMPO.CO, Jakarta -Proses tender prakualifikasi proyek perluasan kilang gas alam cair (LNG) Tangguh unit 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat masih berlangsung. Presiden British Petroleum wilayah Asia Pasifik, William Lin mengatakan, proses pemilihan kontraktor untuk desain rinci (front-end engineering design/FEED)) train 3 Tangguh ini baru akan diumumkan awal tahun depan.
"Semua masih berjalan sesuai jadwal dan baru akan kami umumkan sekitar kuartal pertama tahun 2014," kata William saat ditemui usai pemaparan BP Statistical Review 2012 di Jakarta, Selasa, 3 September 2013.
Proyek tender FEED perluasan kilang LNG berkapasitas 3,8 juta ton ini telah dimulai sejak awal 2013 lalu. Proyek ini mencakup pembangunan fasilitas penerimaan gas di darat, dermaga, tangki penampungan LNG, dan tangki penyimpanan kondensat.
William mengatakan, tidak ada tahapan yang bakal meleset dari jadwal sebelumnya. Menurut dia, pelaksanaan rekayasa pengadaan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) akan dilakukan pada awal tahun 2015. "Kemudian pada akhir tahun 2018 kita harus siap untuk mulai produksi," ujarnya.
Sayangnya, William enggan menyebutkan kemungkinan sudah adanya pembeli atau belum. Menurut dia, soal pembeli masih harus dirahasiakan karena proses pemasaran masih berlangsung. "Tapi kami akan melihat buyer dengan penawaran terbaik dan tidak harus dari buyer existing. Kami juga cenderung menyasar Asian buyers karena pasar Asia adalah yang terbaik," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BP Indonesia Dharmawan Samsu memastikan
proyek perluasan Kilang LNG Tangguh Unit 3 ini bakal selesai tepat waktu sesuai dengan rencana pengembangan yang disetujui pemerintah akhir tahun lalu. Proyek dengan investasi sebesar US$ 12 miliar ini diperkirakan mampu menambah kapasitas produksi LNG Tangguh menjadi 11,4 juta ton per tahun. Pemerintah Indonesia sendiri telah menyatakan akan mengalokasikan 40 persen produksi unit 3 Tangguh atau sekitar 200 juta kaki kubik per hari untuk kebutuhan domestik.
Kilang Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia dengan saham sekitar 37,16 persen. Mitra BP lainnya, MI Berau B.V (16,3 persen), CNOOC Ltd (13,9 persen), Nippon Oil Exploration (Berau), Ltd (12.23 persen), KG Berau/KG Wiriagar (10 persen), LNG Japan Corporation (7,35 persen), dan Talisman (3,06 persen).
AYU PRIMA SANDI