TEMPO.CO, Amsterdam - Sebuah spesies jamur yang sebelumnya tidak tercatat, yaitu jamur pemakan kulit, ternyata menjadi alasan di balik merosotnya salamander api di Belanda. Kini, populasi salamander api diperkirakan hanya tinggal 4 persen dari tingkat populasi asli sejak 2010.
Para peneliti telah mengidentifikasi spesies baru jamur tersebut dengan menganalisis contoh kulit salamander api yang mati beberapa tahun terakhir. Spesies jamur itu disebut Batrachochytrium Salamandrivorans.
Para ahli berteori, sejak jamur ini menginfeksi salamander api, populasinya di Belanda makin mengkhawatirkan. Diduga, spesies jamur pemakan kulit ini berasal dari tempat lain, bukan spesies asli Negeri Kincir Angin.
"Ini adalah sebuah misteri, mengapa wabah jamur pemakan kulit ini baru ditemukan sekarang. Salah satu penjelasannya adalah jamur pembunuh salamander ini telah menyerbu Belanda dari belahan dunia lain," kata Professor Matthew Fisher dari Imperial College London, Inggris, seperti dikutip dari laman Softpedia, Rabu, 4 September 2013.
Ia mengingatkan, jika kasus jamur ini tidak segera ditangani dan dicegah, dikhawatirkan akan berdampak terhadap hewan-hewan amfibi lain, baik di tingkat lokal Belanda maupun global.
ROSALINA | SOFTPEDIA
Berita Lain:
Karateka Junior Sulsel Bisa Ikut Kejuaraan Dunia
Siswa SMP di Aceh Harus Sebutkan Ukuran Kelamin
Pria Ini Selundupkan Ikan di Kantung Celananya
8 Kecamatan di Tuban Rawan Kekeringan