TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan bursa saham di dalam negeri bergerak negatif mengikuti laju bursa saham regional.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hingga penutupan sesi I siang ini melemah 82,28 poin (1,98 persen) ke level 4.081,73.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan sentimen negatif bursa saham dipicu oleh pergerakan indeks Dow Jones yang merespon persetujuan kongres Amerika Serikat (AS) untuk melakukan penyerangan awal ke Suriah.
Presiden Barrack Obama telah berhasil meraih dukungan tokoh kunci di dalam kongres untuk menjalankan aksi militer untuk menghukum Presiden Bashar Al-Assad. "Isu ini semakin menambah ketidakpastian pelaku pasar."
Meski demikian, tren pergerakan bursa regional dalam seminggu terakhir memang masih cenderung datar, sehingga sentimen positif yang muncul dari data-data ekonomi Cina dan As yang membaik diperkirakan bisa menahan pelemahan indeks saham regional.
Karena itu, posisi indeks yang sedang berada dalam kisaran support tidak akan memberikan signal negatif untuk jangka menengah. “Pelaku pasar sebaiknya mengambil posisi buy on weakness untuk saham-saham komoditas,” ucap Satrio.
Senada dengan hal itu, analis dari PT Sinarmas Sekuritas, Christandhi Rheza Mihardja juga menganggap sentimen yang cenderung negatig menjadi penekan indeks. "Data ISM manufaktur menjadi 55,7 di bulan Agustus semakin meneguhkan persepsi bahwa perekonomian AS mulai pulih sehingga stimulus The Fed akan dikurangi."
Dari dalam negeri, kian membengkaknya defisit perdagangan sebesar US$ 2,3 miliar memunculkan kekhawatiran yang tinggi atas ketersediaan cadangan devisa. "Pelaku pasar mencemaskan ketersediaan cadangan devisa pada bulan Agustus yang diperkirakan semakin menyusut," kata Rheza.
Saham yang sudah berpindah tangan mencapai 3,2 miliar lembar saham senilai Rp 2,4 triliun, dengan frekuensi 106,7 ribu kali transaksi.
PDAT | MEGEL JEKSON