TEMPO.CO, Brebes -- Petani di Brebes, Jawa Tengah, meminta pemerintah tidak mengimpor bawang merah hingga April 2014. Sekretaris Kelompok Tani Sumber Pangan Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulukamba, Kabupaten Brebes, Subkhan, mengatakan impor membuat harga bawang merah turun drastis. "Harga jual panen raya anjlok kali ini," katanya saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 September 2013.
Menurut Subkhan harga bawang dari petani mencapai Rp 20 ribu per kilogram. Sepekan sebelumnya petani menikmati bawang di harga Rp 40 ribu per kilogram. Subkhan menilai petani dirugikan dengan turunnya harga karena harga bibit masih maha; yaitu di kisaran Rp 60 ribu - 70 ribu per kilogram.
Turunnya harga bawang merah disebabkan serbuan bawang impor. Diberitakan Tempo.co, hingga 3 Agustus kemarin, 3.100 ton bawang merah membanjiri pasar domestik. Realisasi impor itu hampir 20 persen dari kuota impor semester kedua tahun ini yang ditetapkan pemerintah sebesar 17 ribu ton.
Menurut Subkhan, pemerintah membuka keran impor karena mengira harga bawang mahal selama Ramadhan lalu akibat stok menipis. "Padahal stok banyak. Naiknya harga bawang itu sudah dinanti petani," ujarnya. Lantaran harga jual panen kini anjlok 50 persen, sebagian petani memilih menyimpan bawangnya untuk disiapkan menjadi bibit.
Kelompok tani Sumber Pangan memiliki anggota sekitar 300 petani dengan total lahan ratusan hektare. Dalam musim panen kali ini, tiap satu hektare lahan mampu menghasilkan sekitar 9,5 ton bawang. Rata-rata tiap satu petani menyimpan 20 persen dari hasil panennya untuk dijadikan bibit.
Mereka memprediksi bibit bawang asal Brebes akan diburu para petani dari luar daerah setelah memasuki musim tanam pada Oktober dan November mendatang. Alasannya bibit asal Brebes dikenal lebih tangguh terhadap hujan ketimbang bibit impor. "Petani Kendal, Pemalang, sampai Jawa Barat memilih bibit Brebes."
Petani lain di Kelurahan Limbangan Wetan, Kecamatan Brebes, Ngadiyo, 55 tahun, mengatakan bingung ihwal murahnya harga bawang kali ini. "Padahal buah dari panen sekarang kualitasnya bagus. Sama dengan petani dari Bulakamba, Ngadiyo memilih menyimpan hasil panennya untuk bibit. "Pilih jual bibit saja, lebih mahal."
Kepala Dinas Pertanian Brebes, Budiharso, menilai menyimpan hasil panen bawang adalah kebiasan lumrah. Bibit itu lebih pas ditanam di tanah sawah petani ketimbang bibit impor. "Bibit impor belum tentu cocok," katanya.
DINDA LEO LISTY