TEMPO.CO , Jakarta: Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana, menyebut maskapainya merugi hingga miliaran rupiah akibat keterlambatan atau delay penerbangan selam dua hari sejak 1 September 2013. "Itu biaya yang harus kami tanggung selama keterlambatan dalam dua hari itu," ujarnya di kantornya, Selasa, 3 September 2013.
Kerugian tersebut, kata dia, termasuk biaya perpanjangan sewa tempat saat pesawat harus menunggu di bandara serta irregular costs lain untuk membayar kru cadangan. "Mesin pesawat yang semula hidup 12 jam, harus menyala sampai 18 jam," ujarnya.
Lion Air mengoperasikan 800 penerbangan setiap hari ke total 82 kota. Maskapai tersebut mencatat adanya 100 ribu penumpang per hari.
Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait menyebut ada 55 penerbangan maskapai tersebut yang terlambat atau delay dalam dua hari. “Pada Minggu, 1 September ada 35 delay. Adapun Senin, 2 September, delay berkurang menjadi 20 penerbangan," ujarnya.
Penerbangan-penerbangan Lion Air Ahad lalu terlambat antara satu hingga enam jam. Di hari kedua keterlambatan tercatat antara satu sampai tiga jam. “Delay hari Ahad itu karena tiga pilot sakit sehingga tidak masuk," ucapnya. (baca: Lion Air Pertanyakan Jam Operasional Bandara)
Edward menuturkan, awal keterlambatan terjadi karena satu pesawat ATR yang dioperasikan maskapai jurusan Lombok mengalami kendala teknis. Hal itu membuat efek domino bagi penerbangan Lion Air seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya, 15 petugas ground handling di Bandara Ngurah Rai pun sakit dan tidak dapat bertugas.
Ia mengungkapkan, manajemen maskapai sedang menyelidiki kebenaran kondisi dari 15 petugas itu. (Baca juga: Akibat Sapi, Perbaikan Roda Lion Air Habis Rp 4 M )
MARIA YUNIAR
Topik Terhangat
Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung
Berita Terkait
Lion Air Janji Bayarkan Hak Penumpang
Lion Air Delay Karena Ada Ground Staff Ngambek
Ini Kata Angkasa Pura II Soal Pesawat Sering Delay