TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso meminta perajin tahu-tempe untuk membatalkan rencana mogok produksi pada 9-11 September 2013.
Sebab, stok dan rencana impor yang telah ditetapkan pemerintah bisa mencukupi kebutuhan. "Jadi, kenapa harus mogok," kata dia, sebelum menghadiri rapat koordinasi bidang pangan di kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Rabu, 4 September 2013.
Saat ini, kata Sutarto, Kementerian Perdagangan sudah mengeluarkan izin impor 624 ribu ton kedelai. Bulog juga siap mendatangkan 60 ribu ton hingga akhir 2013. Dia mengatakan, jumlah kedelai yang sudah tiba di Indonesia sudah mencapai lebih dari 300 ribu ton.
Karena itu, Sutarto meminta para importir kedelai untuk melepas stok demi mencukupi kebutuhan para perajin tahu-tempe. "Tidak perlu ditahan lagi, karena masih banyak pasokan yang akan tiba," ujarnya.
Namun, imbauan Bulog tidak ditanggapi perajin tahu-tempe. Kepada Tempo, Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, tetap akan menghentikan kegiatan produksi pada jadwal yang telah ditentukan. Aip mengatakan, pada faktanya masih terjadi kekurangan pasokan dan kenaikan harga kedelai. Hal ini memaksa perajin di beberapa daerah mengentikan produksi, " Karena itu, aksi solidaritas akan tetap digelar."
Menurut Aip, harga kedelai yang seharusnya dibeli perajin sebesar Rp 7.500-Rp 7.700 per kilogram. Namun, sejak pekan kedua Agustus 2013 harganya melambung hingga Rp 8.900-Rp 9.600 per kilogram. Hal ini terjadi seiring langkanya pasokan dan melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
Bos Lion Air: Kami Kecolongan di Bali
Jaksa Selidiki Korupsi di Acara Anang-Ashanty
Tujuh Mitos dan Fakta Masturbasi
Lion Air Delay, Alvin Adam Terpaksa Menginap
Megawati Kerap Ajak Jokowi Diskusi Masalah Bangsa