TEMPO.CO, St. Petersburg - Presiden SBY menyatakan sudah mempersiapkan proposal untuk penyelesaian konflik di Suriah yang akan disampaikannya saat berbicara di KTT G-20.
“Meski membahas masalah ekonomi global, namun susah dihindarkan bahwa masalah Suriah juga akan dibahas dan sorotan media akan tertuju dua aktor utamanya, Presiden Vladimir Putin dan Presiden Obama,” ujar SBY saat memimpin briefing dengan para delegasi RI di ruangan Amethyst, Grand Hotel Emerald, St. Petersburg, Rusia, Kamis siang, 5 September 2013 waktu setempat.
Di hotel inilah SBY dan rombongan para menteri menginap selama mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi para pemimpin negara maju itu di St. Petersburg, Rusia, 5 dan 6 September ini.
Prioritas isu yang akan dibahas dalam pertemuan G20 ini adalah pertumbuhan melalui penciptaan lapangan kerja dan investasi yang berkualitas. Juga diagendakan diskusi ihwal pertumbuhan melalui terciptanya transparansi dan saling percaya serta pertumbuhan melalui regulasi yang efektif.
Meski begitu, pertemuan Kelompok 20 ini akan dibayangi oleh dua isu global, yaitu rencana pengurangan stimulus keuangan Amerika Serikat oleh bank sentral AS dan isu rencana intervensi militer AS ke Suriah. Hubungan Amerika dan Rusia belakangan mendingin karena konflik di Suriah, khususnya setelah serangan senjata kimia yang menewaskan sekitar 1.300 orang di pinggiran Damaskus.
Dipicu pula kasus Edward Snowden yang membocorkan kegiatan spionase NSA dan mendapatkan suaka politik di Rusia. Inilah yang kemudian membuat Presiden Obama membatalkan rencana pertemuan bilateralnya dengan Putin, yang sedianya berlangsung di Moskow, sebelum KTT diadakan.
Menghadapi situasi global yang memanas itu, Presiden SBY mengaku tak boleh tinggal diam, meski juga harus realistis mengukur kekuatan Indonesia. “Kita tak cukup punya power untuk menangani krisis di Suriah. Kita bukan anggota Dewan Keamanan PBB. Lalu, apa pula urusan RI? Satu-satunya, ya, kekuatan moral. Kita tak bisa biarkan sebuah bangsa digerogoti dan nyaris lumpuh atau hancur, apalagi kalau senjata kimia digunakan,” ujar SBY setelah mendengarkan paparan agenda pokok KTT, tantangan utama, dan suasana persidangan yang disampaikan Menteri Keuangan M. Chatib Basri dan Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar.
Pintu masuk penyelesaian masalah Suriah akan dilakukan melalui Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang rencananya bertemu SBY di sela-sela pertemuan puncak pada Jumat (6 September) ini. “Yang penting semua pihak tak kehilangan muka. Bukan untuk menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad atau memerangi oposisi. Assad tak boleh dibuang ke laut, toh tahun depan masa jabatannya selesai. Makanya perlu mandat PBB demi misi perdamaian ini. Human suffering tak boleh berlanjut,” ujar SBY.
Bahwa proposal itu bersifat intervensi militer memang tak bisa dihindari. Tapi konteks serangannya berbeda dan beda dengan tata cara militer yang dimaksud Obama. “Saya usulkan intervensinya melalui mandat PBB. Kalau disetujui, besok harus ada gencatan senjata. Pasukan perdamaian PBB masuk untuk mencegah kekerasan melalui operasi militer untuk perdamaian yang membawa rasa nyaman untuk kita semua,” katanya. Pertemuan SBY dan Sekjen PBB Ban Ki-moon dijadwalkan berlangsung di sela-sela KTT, Jumat, 6 September ini.
WAHYU MURYADI (ST PETERSBURG)
Topik Terhangat
Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Penerimaan CPNS | Suriah Mencekam
Berita Terpopuler
Abraham Samad: Rudi Rubiandini Orang Serakah
Istri @benhan: Suami Diperlakukan Bak Perampok
Zaskia Gotik Putuskan Pertunangan dengan Vicky
Ahok: Tiada Ampun bagi Kopaja Ugal-ugalan
Hukuman Serda Ucok: 11 Tahun Bui dan Dipecat