TEMPO.CO, St. Petersburg - Hanya beberapa menit setelah melalukan briefing kedatangan dengan para delegasi RI, di Grand Hotel Emerald, St Petersburg, Rusia, Kamis sore (5 September), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung bertolak menuju Istana Konstantinovsky, tempat berlangsungnya pertemuan puncak para pemimpin negara G-20 yang kedelapan.
Perjalanan menuju Istana—juga disebut Istana Putin—yang terletak di kawasan Strelna itu memakan waktu hampir sejam atau berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota. SBY, yang tiba pukul 16.00 waktu setempat dengan menaiki Mercedes Benz hitam, mendapat urutan kedatangan ke-33 atau terakhir setelah Presiden Obama, yang mengendarai mobil khusus. Setiap kepala negara diatur tiba saban menit disambut Putin.
Sesi kerja pertama berlangsung dalam formasi duduk di meja bundar di Marble Hall, Istana Konstantinovsky. Sesi kerja G-20 yang pertama ini mengambil tema “Pertumbuhan dan Stabilitas Keuangan”. Duduk beriringan dengan Putin, Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr yang mewakili Perdana Menteri Kevin Rudd, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Sesi kerja ini akan membahas ekonomi global dan sistem keuangan; kerangka kerja untuk pertumbuhan yang kuat, seimbang, dan berkelanjutan; serta pembaruan pajak. Presiden Putin selaku tuan rumah memberikan sambutan di ruangan yang dipenuhi lukisan antik abad 18-20 itu. Pemimpin negara G-20 yang hadir, antara lain, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, PM Inggris David Cameron, PM India Manmohan Singh, Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Jepang Shinzo Abe, dan PM Turki Recep Tayyip Erdoan. Kemudian Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan Presiden Brasil Dilma Rousseff.
Prioritas isu yang akan dibahas adalah pertumbuhan melalui penciptaan lapangan kerja dan investasi yang berkualitas, pertumbuhan melalui terciptanya transparansi dan saling percaya, serta pertumbuhan melalui regulasi yang efektif. Pertemuan antara 20 negara yang menyumbang dua pertiga dari populasi dunia ini juga akan mendiskusikan dampak penghentian program stimulus finansial AS (quantitative easing) yang mengakibatkan mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dan India, terpuruk. Di Indonesia, indeks harga saham gabungan anjlok drastis.
Dibahas pula isu penggelapan dan penghindaran pajak. Perusahaan-perusahaan multinasional punya berbagai strategi untuk menghindari pajak, dengan mendirikan cabang perusahaan di kawasan bebas pajak, seperti Kepulauan Cayman atau Kepulauan Antigua, Bahama, dan Bermuda. Akibatnya, kerugian pajak diderita bukan hanya oleh negara yang menjadi pusat operasi, namun juga negara-negara berkembang.
Kota St Petersburg yang dulunya bernama Leningrad ini dipercantik. Cuaca cerah di ujung musim panas ini. Dari segi pengamanan, gedung konferensi di Istana Konstantinovsky yang berdiri megah di tepi Teluk Finlandia ini dijaga ketat. Beberapa jalanan ditutup. Para wartawan akan dibawa dengan kapal feri yang biasa dipakai turis tempat konferensi. Mereka khusus ditempatkan di media center yang sangat luas, bisa menampung ribuan wartawan—disediakan makan dan minum gratis, berikut pertunjukan musik. Mendukung kelancaran konferensi, aksi protes dibatasi dan bandar udara internasional di St Petersburg ditutup untuk penerbangan umum selama masa konferensi.
Kamis malamnya, pukul 20.00 waktu setempat atau 23.00 WIB, SBY menghadiri jamuan santap malam di Museum Peterhof. Pada kesempatan ini, SBY akan menyampaikan pandangan Indonesia mengenai pertumbuhan dan pembangunan yang inklusif. Isu ini akan dikaitkan dengan persoalan pembangunan di negara-negara berkembang, agenda pembangunan pasca-Tujuan Pembangunan Milenium atau MDGs, dan antikorupsi. Seusai jamuan makan malam, Presiden Putin mengajak para kepala negara untuk menyaksikan pertunjukan air mancur musikal di Museum Peterhof.
WAHYU MURYADI (ST PETERSBURG)
Topik Terhangat
Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Penerimaan CPNS | Suriah Mencekam
Berita Terpopuler
Abraham Samad: Rudi Rubiandini Orang Serakah
Istri @benhan: Suami Diperlakukan Bak Perampok
Zaskia Gotik Putuskan Pertunangan dengan Vicky
Ahok: Tiada Ampun bagi Kopaja Ugal-ugalan
Hukuman Serda Ucok: 11 Tahun Bui dan Dipecat