TEMPO.CO, Bogor - Berdasarkan hasil perhitungan cepat versi Lingkaran Survey Indonesia, perolehan suara pasangan calon bupati petahana Rachmat Yasin-Nurhayanti jauh meninggalkan lawan-lawannya. Pada pukul 14.30, pasangan nomor urut tiga itu meraih 64,26 persen suara. Sedangkan pasangan Gunawan Hasan-Muhamad Akri Falaq (Akri 'Patrio') berada di urutan kedua dengan 19,82 persen suara.
Posisi ketiga ditempati pasangan Karyawan Faturachman-Adrian Arya Kusuma dengan perolehan suara 9,82 persen. Sementara posisi terakhir ditempati pasangan Alex Sandi Ridwan-Husen Habib Hengky Tornado dengan perolehan suara 6.10 persen.
Berdasarkan perhitungan LSI, dari 3,5 juta penduduk yang memiliki hak suara, hanya 59.01 persen yang datang ke tempat pemungutan suara. Perhitungan cepat ini memiliki tingkat kesalahan sekitar 1 persen dengan data sampel TPS yang masuk sebanyak 90,38 persen.
Partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bogor terbilang rendah. Hampir separuh masyarakat tidak menggunakan hak pilih mereka. Misalnya di TPS 19 yang berada di Perumahan Ciomas Permai, Desa Ciapus, Kecamatan Ciomas. Dari 315 pemilik terdaftar, hanya 155 orang yang ikut mencoblos.
"Pemilih yang datang tidak sampai 50 persen. Pemilih perempuan lebih banyak datang. Sedangkan pemilih laki-laki hanya 40 persen," kata petugas KPPS, Andre, kepada Tempo, Ahad, 8 September 2013.
Adapun di TPS 18, tingkat partisipasi pemilih jauh lebih rendah lagi. Dari 326 pemilik hak suara, hanya sebanyak 84 warga yang mencoblos. "Banyak yang tidak datang ke TPS," kata petugas KPPS, Hadi. "Calon nomor urut 3 (Rachmat Yasin-Nurhayanti) unggul dengan 46 suara sah," katanya.
Anggota Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bogor, Haryanto, mengatakan di sebagian TPS diakui banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya. Namun, di mayoritas TPS tingkat partisipasi masyarakat banyak yang melebihi 70 persen. "Target partisipasi pemilih di atas 60 persen."
Hasil survei Lingaran Survei Indonesia dan Citra Publik adv, Pilkada Bogor memang dibayangi angka golongan putih (golput) yang tinggi, yakni mencapai 34.9 persen. "Banyak pemilih menentukan pilihan pada hari H pemilihan. Kecenderungan mereka adalah golput," kata Peneliti LSI, Arman Salam.
M. SIDIK PERMANA | ARIHTA U. SURBAKTI