TEMPO.CO, Yogyakarta - Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hasrul Halili meminta bekas Bupati Bantul Idham Samawi tidak memakai cara-cara pengerahan massa untuk menghambat proses hukum dalam kasus dugaan korupsi Hibah Koni Bantul untuk Klub Persiba yang kini membelitnya.
Menurut Hasrul, Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini sebaiknya legawa menyerahkan nasib kasusnya ke penegak hukum dan tidak memakai pengaruhnya untuk melakukan intimidasi terhadap semua kalangan yang mendorong penuntasan kasus ini. "Kasus korupsi ini melibatkan Idham yang merupakan elit lokal populis di DIY, biasanya ini mudah memicu adanya pengerahan massa," ujar Hasrul di Sekretariat Pukat UGM Yogyakarta, Senin 9 September 2013.
Hasrul mengatakan hal ini di sela pemaparan Laporan Pukat UGM mengenai kecenderungan korupsi pada semester pertama 2013. Kasus dugaan korupsi Hibah KONI Bantul untuk Persiba Bantul senilai Rp 12,5 miliar, merupakan salah satu kasus strategis dalam laporan Pukat UGM.
Pentingnya kasus ini disejajarkan dengan kasus-kasus strategis lainnya di level nasional, yakni korupsi proyek pusat pendidikan olah raga di Hambalang dan dugaan suap untuk sejumlah hakim Mahkamah Agung serta munculnya putusan bebas dalam Peninjauan Kembali tuntutan korupsi untuk Sudjiono Timan.
Peneliti PUKAT UGM lainnya, Hifdzil Alim, mendesak Raja Kraton Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono X, agar memberikan jaminan penuntasan kasus korupsi yang membelit Idham tidak diwarnai intimidasi massa. Kata dia peran Kraton Yogyakarta dalam upaya pemberantasan korupsi sangat penting untuk menghindari munculnya intervensi dan tekanan kepada pendukung gerakan ini baik dari kalangan media, aktivis maupun penegak hukum. "Kalau kasus Idham tidak selesai, Yogya tidak istimewa lagi," ujar Hifdzil.
Sebelumnya, tersiar kabar, ada massa yang mendatangi Kantor Koran Tribun Jogja memprotes pemberitaan mengenai kasus korupsi Idham Samawi. Saat dikonfirmasi oleh Tempo, Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Jogja, Krisna Sumargo menyatakan memang ada puluhan Satgas PDIP yang mendatangi kantor redaksi korannya dua pekan lalu. "Mereka protes karena menganggap pemberitaan kasus korupsi di Bantul terkesan memojokkan Idham," ujar Krisna.
Namun, perwakilan massa yang sempat beraudiensi 15 menit dengan beberapa awak redaksi Tribun Jogja itu tidak menyebutkan kesalahan secara khusus dari pemberitaan media tersebut. Kata Krisna surat resmi somasi juga tidak ada. "Belum ada unsur intimidasinya, baru protes," kata dia.
Idham Samawi belum bisa dikonfirmasi mengenai hal ini. Politikus PDIP DIY yang juga orang dekat Idham, Yoeke Indra Laksana menjamin semua kader partainya menyerahkan secara penuh penanganan kasus dugaan korupsi Hibah Koni Bantul untuk Persiba ke penegak hukum. "Ketua DPD PDIP DIY (Idham Samawi) sudah meminta semua kader agar tenang dan tidak emosional," kata Yoeke.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani| Jokowi Capres?| Miss World| Penerimaan CPNS Suriah Mencekam
Berita Terpopuler:
Bagaimana Dul Mengendarai Mobil? Ini Kata Temannya
Tabrakan Jagorawi, Ada Catatan Fisika di Mobil Dul
Pesan Terakhir Salah Satu Korban Tabrakan Jagorawi
Kronologi Tabrakan Jagorawi Melibatkan Anak Dhani
2 Tweet Ahmad Dhani Setelah Tabrakan Jagorawi