TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Pertanian Jawa Timur mengklaim provinsi yang jadi lumbung padi nasional ini masih aman dari ancaman kekeringan. Tercatat hanya 10,30 hektare lahan pertanian padi yang mengalami kekeringan hingga 31 Agustus 2013. Sebanyak 2,3 hektare di antaranya sudah puso. "Total tanaman padi yang kekeringan 10,30 hektare," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur, Nurfalakhi, kepada Tempo, Senin, 9 September 2013.
Menurut Nurfalakhi, jumlah itu masih sangat kecil dibandingkan total lahan padi di Jawa Timur yang sebesar 1,99 hektare. Karena itu, ia yakin tidak akan terlalu berpengaruh terhadap produksi padi. "Masih kecil dibandingkan total lahan padi, jadi tidak terlalu berpengaruh. Jawa Timur masih aman dari kekeringan," ujarnya.
Nurfalakhi mengatakan aliran Sungai Brantas dan waduk masih penuh sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk pengairan. Kekeringan bisa terjadi jika air dalam tanah sudah mulai berkurang, seperti yang dialami Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Pacitan.
Nurfalakhi juga menyebutkan kekeringan itu terjadi pada petani pindahan. Pada Juni-Juli lalu, beberapa petani yang biasanya menanam palawija berganti menanam padi, padahal air hujan sudah mulai minim. "Mereka terdorong tanam padi, padahal air hujan tinggal sedikit," ujarnya.
Yang perlu diwaspadai adalah lahan yang terancam kekeringan karena tidak adanya hujan. Dinas Pertanian Jawa Timur mencatat ada 700 hektare lahan yang terancam kekeringan. Meski demikian, jumlah itu tetap tidak mempengaruhi produksi padi. Dinas Pertanian sudah mengantisipasi produksi turun sebesar 4 persen menghadapi kemungkinan terburuk seperti kekeringan, banjir, dan serangan hama wereng.
Namun, diakui Nurfalakhi, kerugian tetap terjadi meski tidak besar. Kerugian yang dialami bergantung pada usia tanaman padi. Untuk padi berusia 1-2 bulan, kerugian hanya sekitar 0,3 persen. Sedangkan padi yang berusia 70 hari atau sudah terisi bulir padi bisa mengalami kerugian hingga 75 persen.
Untuk menghadapi kekeringan yang disebabkan tidak adanya air dalam tanah, cukup dipinjami pompa air. Tapi, untuk kekeringan yang tidak ada air sama sekali, maka tanaman padi yang mati bisa digunakan untuk makanan ternak. Dinas Pertanian akan menggantinya dengan benih padi pada musim tanam berikutnya.
Kepala Badan Urusan Logistik Jawa Timur, Rusdianto, mengatakan pihaknya belum bisa menghitung kerugian akibat kekeringan lahan padi di Jawa Timur. Namun, ia memastikan masih dalam level aman.
Sebab, sampai sekarang, pengadaan beras sebanyak 850 ribu ton dengan kebutuhan 400 ribu-600 ribu ton per tahun. Badan Urusan Logistik Jawa Timur masih akan mengejar target pengadaan hingga 1,1 juta ton pada 2013 ini.
Menurut Rusdianto, kekeringan itu lebih banyak terjadi pada lahan yang tidak memiliki irigasi teknik dan hanya mengandalkan air hujan. Karena itu, ia berharap musim hujan segera tiba sehingga serangan kekeringan tidak berlangsung lama sampai musim panen Januari 2014. Sejumlah daerah di Jawa Timur mengalami kekeringan. Antara lain di Pacitan, empat kecamatan di Madiun, Bojonegoro, dan Madura.
AGITA SUKMA LISTYANTI