TEMPO.CO, Jakarta -- Nama Kernel Oil Pte Ltd mencuat setelah kasus suap Rudi Rubiandini, Kepala Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) non-aktif, pertengahan Agustus lalu. Trader minyak yang bermarkas di Singapura itu diduga menyuap Rudi untuk memenangkan tender crude yang menjadi kewenangan SKK Migas.
Yusri Usman, mantan agen Trafigura yang menjadi peserta tender di SKK Migas, mengatakan Kernel banyak memenangi tender di SKK Migas sejak Januari lalu. Strategi Kernel yaitu meminjam bendera perusahaan yang juga ikut mendaftar tender di SKK Migas. Dengan cara itu, banyak tender yang dimenangkan.
Menurut Yusri, jejak Kernel tidak hanya membekas di SKK Migas. Perusahaan yang dipimpin Widodo Ratanachaithong itu juga mengincar crude milik Pertamina.
Pada Maret lalu, dalam dokumen pengiriman (bill of lading), Kernel membeli 60 ribu barel kondensat dari PT Kimia Yasa. Kondensat itu berasal dari Lapangan Samtan, Plaju, Sumatera Selatan.
Yusri menduga pembelian kondensat Plaju oleh Kernel janggal. Alasannya, kondensat itu diperuntukkan kebutuhan dalam negeri. "Kenapa diekspor?" katanya seperti ditulis dalam majalah Tempo edisi Senin, 9 September 2013.
Kondensat dari kilang yang dikelola PT Pertamina Eksplorasi Produksi (EP) itu dimenangi oleh Pertamina Hilir. Setelah itu, kondensat dijual ke PT Kimia Yasa dan PT Laban Raya Samodra. Kedua perusahaan ini dimiliki Robbyanto Lukito dan Amien Gondo Sabdono.
Amien membantah disebut satu perusahaan dengan Kimia Yasa. Ia hanya mengakui menjadi broker atas pembelian 30 ribu barel kondensat. "Setelah itu saya jual ke Kimia Yasa," katanya. Penjualan kondensat oleh Kimia Yasa ke Kernel Oil, menurut Amien, bukan lagi menjadi kewenangannya. "Kami tidak ada hubungan."
Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, membenarkan transaksi kondensat mengarah untuk ekspor. Tapi keterangan berbeda disampaikan Taryono, Senior Vice President Non-Bahan Bakar Minyak, yang mengatakan Pertamina menjual kondensat ke agen lokal. “Kalau diekspor itu hak penjual (agen yang beli ke Pertamina),” katanya.
Kasus lelang Plaju, menurut Yusri, membuktikan patgulipat di Pertamina juga bersembunyi di balik sistem lelang tertutup. "Yang dibenahi sistemnya," ujarnya.
AKBAR TRI KURNIAWAN