TEMPO.CO, Tegal - Para pengusaha warung Tegal (warteg) di Jakarta dan kota-kota besar lain tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Wali Kota Tegal dan pemilihan Bupati Tegal yang diselenggarakan serentak pada 27 Oktober 2013.
"Kecuali ada program mudik gratis dari Pemkot dan Pemkab Tegal," kata anggota Koperasi Warteg (Kowarteg), Dirjo, saat dihubungi Tempo, Selasa, 10 September 2013. Dirjo adalah warga Kota Tegal yang membuka usaha warteg di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Menurut Dirjo, rendahnya partisipasi dari kalangan pengusaha warteg terjadi tiap ada pemilihan umum di Kota dan Kabupaten Tegal. Dalam pemilihan Gubernur Jawa Tengah, 26 Mei, lalu hampir seluruh anggota Kowarteg tidak pulang kampung untuk menyumbangkan suaranya.
"Anggota kami lebih dari 5.000 orang. Mudiknya satu tahun sekali, tiap Lebaran," terang Dirjo. Selain karena mahalnya ongkos mudik dan balik, Dirjo menambahkan, pengusaha warteg memilih tidak mudik karena mereka memiliki banyak karyawan.
Jika Pemerintah Kota dan Kabupaten Tegal menyediakan program mudik gratis, Dirjo juga mengkhawatirkan netralitas pengusaha warteg dalam menentukan pilihannya. Sebab, salah satu bakal calon Wali Kota Tegal, Ikmal Jaya, berstatus inkumben.
Divisi Sosialisasi dan Hubungan Partisipasi Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tegal, Saefur Rokhim, sudah mengusulkan ke KPU Provinsi Jawa Tengah untuk membuat tempat pemungutan suara (TPS) khusus bagi pengusaha warteg di Jakarta.
"Sudah kami usulkan sejak Agustus lalu. Tapi sepertinya belum ada regulasi yang mengatur soal TPS khusus itu," kata Saefur saat ditemui Tempo di kantornya. Selain untuk pengusaha warteg di Jakarta, KPU Kota Tegal juga berencana membuat TPU khusus di pelabuhan Kota Tegal.
Saefur menerangkan rendahnya partisipasi masyarakat di Kota Tegal terbukti dalam Pilgub Jateng 2013. Dari 200.470 daftar pemilih tetap, hanya 54 persen yang menggunakan hak pilihnya. "Sebanyak 46 persen sisanya golput. Paling banyak dari kalangan pengusaha warteg dan nelayan."
Menurut Sekretaris Tim Seleksi Anggota KPU Kota Tegal, Saekhun, rendahnya partisipasi masyarakat dalam pilwalkot dan pilbup Tegal kali ini bisa diminimalisir. "Sebab hubungan emosional antara warga dan kepala daerahnya lebih dekat daripada dengan Gubernur di Semarang," ujarnya.
DINDA LEO LISTY