TEMPO.CO, Surabaya - Penyelidikan dugaan korupsi dana hibah Pemerintah Kota Surabaya pada pengurus klub Persebaya oleh aparat Kejaksaan Tinggi Jawa Timur masih terus berlanjut. Meski prosesnya dianggap lamban, namun Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Hubungan Masyarakat Mulyono SH tak terlalu ambil sikap.
“Kalau ada yang menganggap lamban berarti bisa menjadi bahan koreksi kami agar nantinya bisa bekerja lebih baik,” ujar dia, Selasa 10 September 2013.
Penyelidikan ini menindaklanjuti turunnya Surat Supervisi Kejaksaan Agung RI kepada Kepala Kejati Jatim untuk mengusut kasus tersebut. Hingga kini, Kejati sendiri belum bersedia memaparkan terkait perkembangan proses penyelidikan yang telah dilakukan. “Kami masih berupaya dalam pengumpulan data (puldata) dan bahan keterangan (pulbaket) untuk bisa menuju ke proses penyidikan lebih lanjut,” kata Mulyono.
Mulyono enggan menjelaskan lebih jauh karena masih menunggu kebenaran dugaan penyelewengan dana tersebut. “Saya belum bisa memberikan keterangan apapun sebelum penyelidikan tuntas,” ujar dia.
Disinggung terkait adanya indikasi aroma politik dalam kasus tersebut, Mulyono juga mengaku tidak tahu menahu. Menurutnya, ia hanya menjalankan proses hukum sesuai aturan yang telah ditentukan. “Hukum dan politik itu tidak bisa dikait-kaitkan, jadi ketika ditanya politik ya saya tidak tahu apa-apa,” katanya.
Penyelidikan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur untuk menindaklanjuti laporan dugaan penyimpangan dana hibah Pemkot Surabaya sebesar Rp 11 miliar untuk membiayai Persebaya dalam kancah kompetisi Liga Super Indonesia pada musim 2009 - 2010. Padahal berdasarkan Permendagri No.32/2007 dana APBD dilarang dipakai untuk membiayai klub profesional.
Saleh Ismail Mukadar, manajer Persebaya ketika itu, tak memungkiri memakai dana APBD buat membiayai klubnya. Namun ia membantah melakukan korupsi. "Karena biaya kompetisi tidak cukup, saya terpaksa utang ke sana kemari, termasuk jual mobil. Utang saya numpuk, masak malah dianggap korupsi," kata dia.
Jika pemakaian dana APBD mau diusut, Saleh meminta kejaksaan berlaku adil. Sebab selain Persebaya, klub-klub peserta kompetisi LSI saat itu juga banyak yang dibiayai dari uang APBD. "Mengapa hanya saya yang dibidik," kata dia.
HOLLY APRODHITA | KUKUH SW
Topik Terhangat
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Jokowi Capres? | Miss World | Penerimaan CPNS | Krisis Tahu-Tempe
Berita Terpopuler:
Wawancara Kocak Vicky Eks Zaskia Gotik di YouTube
Harisson Ford Naik Meja Menteri untuk Betulkan AC
Cerita Pacar Dul Sebelum Kecelakaan
Jenis Mobil Dul, Mitsubishi Lancer EX, Bukan Evo X
Menhut Tak Nyaman dengan Pertanyaan Harrison Ford